Aku kangen dengan persahabatanku dengan buku. Mereka dengan jujur mendaraskan kata- kata mulia yang sudah ditelaah dengan sepenuh jiwa. Kucuplik dari buku tebal bukuku kakiku: Azyumardi Azra mempunyai pengalaman tentang membaca dan menulis.Â
Menurutnya membaca dan menulis tidak bisa dipisahkan; membaca,mengendapkan semua yang dibaca, merefleksikannya, akhirnya menuliskannya dengan mempertimbangkan konteks dan relevansinya dengan lingkungan sosial yang terus berubah.
Bagi Azyumardi Azra Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah membaca dan menulis  adalah personal account,  dari membaca dan menulis seseorang mempunyai tabungan masa depan, mempunyai harga dan branding yang bisa dimaksimalkan. Maka banyak tokoh besar yang mempunyai hobi menulis dan membaca mempunyai peluang besar untuk menjadi tokoh yang tercatat dalam sejarah.Â
Saya sering membaca berulang- ulang bukuku kakiku, sebuah pengalaman personal dari beberapa tokoh Indonesia yang menyukai buku, contohnya Daoed Joesoef, Fuad Hasan, Ajib Rosidi, Lin Che Wei, Ariel Heryanto, Melani Budianta,Azyumardi Azra,Benjamin Mangkoedilaga, Budi Darma, Franz Magnis Suseno, Jonathan Parapak,Minda Perangin Angin, Mochtar Pabottinggi, Sindhunata dan masih banyak penulis lain yang menjadi sumber inspirasi.
Mereka bersahabat dengan buku, hobi membaca dan sekaligus bisa menulis. Pemikiran- pemikiran mereka tertuang bersamaan dengan luasnya pengetahuan dari aktifitas membaca dan mengoleksi buku. Aneh ada orang senang menulis tetapi tidak menyukai kegiatan menulis.Â
Membaca dan menulis itu satu paket tidak bisa dipisah- pisah. Jika ada orang yang suka membaca tidak bisa menulis karena orang itu tidak pernah mencoba menulis. Sangat kecil kemungkinan seorang yang suka membaca bahkan kutu buku tidak menyukai dunia tulis menulis.Â
Suatu saat ia pasti tertantang, entah membuat makalah, karya ilmiah, resensi maupun bedah buku. Dari berselancar dengan kata maka pembaca akan mencoba mengikuti bahasa- bahasa yang ia baca menjadi bahasa tulis.
Budi Darma mencuplik apa yang dikatakan Thomas Alfa Edison one percent Inspiration Ninetynine perspiration. Keringat dan kerja keras adalah kunci sukses, siapapun baik penulis, pelukis, seniman, dramawan. Menjadi penulis yang konsisten butuh semangat dan kerja keras mengalahkan kebosanan dan kemalasan.Â
Budi Darma lebih lanjut memberi semangat lebih kepada pengarang dan penulis."Kita semua gagal dalam mencapai impian  kita mengenai karya yang sempurna, karena itu kita rata- rata berada pada kegagalan indah untuk mengerjakan sesuatu yang tidak terjangkau".(Cuplikan dari William Faulkner)
Menurut Budi Darma manusia itu makhluk yang bertanya. Banyaknya pertanyaan itu timbul dari rasa ingin tahu, semakin besar keingintahuan maka manusia akan semakin banyak bertanya. Sedang menurut Sindhunata membaca itu ibarat kaki.Â
Gambaran tentang membaca adalah kaki salah satu metanoia, artinya hidup yang berani bertobat terus menerus. Pertobatan terjadi karena manusia telah membaca, menyerap pengetahuan dari buku.Â