Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Kebiasaan Membaca dan Menulis Berkembang Berkat "Dongeng"Ayah

24 Maret 2020   20:35 Diperbarui: 24 Maret 2020   20:55 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku koleksi untuk mendongeng anak (dokumen pribadi )

Di Kompasiana ini ternyata banyak penulis yang begitu terkesan dengan dongeng, Pasti masa kecilnya selalu dipenuhi oleh dongeng- dongeng yang ada di sekitarnya. 

Dongeng memang menarik buat anak- anak sebagai pengantar tidur. Saya juga sangat terkesan dengan dongeng sejak Ayah saya almarhum yang senang mendongeng sambil menggendong saya ketika malam beranjak dan saya harus segera harus segera tidur. Di samping mendongeng ayah juga menyanyikan lagu- lagu dolanan yang bisa mengantarkan saya dalam mimpi dan terlelap hingga esok hari.

Semasa kecil saya tidak pernah membayangkan ada benda bernama HP atau gawai. Dongeng menurut cerita biasa diceritakan dengan bahasa tutur. 

Diceritakan dengan mulut agar otak bayi terpenuhi dengan berbagai fantasi dan imajinasi. Dengan dongeng anak anak bisa membayangkan bagaimana sebuah istana megah, tempat raja, permaisuri, pangeran, peri dan para prajurit yang berada. 

Dalam otak terbayang dengan sudut pandang masing- masing. Dari dongeng itu kosa kata, imajinasi bisa tertuang di media gambar  dan aneka permainan yang di sekitar.

Saya termasuk yang beruntung dalam hal literasi. Meskipun tidak mau mengatakan sombong bahwa saya cukup pintar menulis. Saya beruntung sewaktu kecil karena lingkungan saya mendukung saya berkesempatan mendengarkan cerita legenda baik lokal maupun internasional. 

Dari cerita - cerita lokal tentang sejarah awal desa saya atau cerita mistis tentang Merapi dan Merbabu. Sebagai latar belakang dan cerita masa kecil saya dan mengapa kebanyakan anak di tempat saya melukis tentang dua gunung. Salah satunya karena sejak kecil sudah disuguhkan pemandangan Gunung Merapi, Gunung Merbabu ketika melongok ke arah Timur. Akan melihat Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro,Gunung Andong bila bergeser ke Utara dan cakrawala dibatasi oleh pemandangan pegunungan Menoreh bila sedang berangkat ke sekolah ke arah Barat.  Di sebelah Selatan muncul sedikit gunung kecil di samping Merapi.

Di rumah saya tersedia majalah- majalah tua seperti Intisari yang sudah menjadi langganan kakek saya sekitar awal tahun 1970 -- an. Sementara nenek sendiri sangat suka dengan buku buku tebal berisi kisah cerita lokal karya S H Mintardja  Nagasasra Sabuk Inten.Di samping itu masa kecil saya banyak rental buku yang bisa menyewa buku cerita mulai dari komik Gundala, Cerita Pewayangan tentang perang besar Mahabaratha dan Ramayana. 

Dan cerita silat bersambung dari Asmaraman S. Kho Ping Ho, kisah persilatan dari negeri Tiongkok yang ternyata ditulis oleh sosok penulis yang belum pernah ke negeri yang diceritakan. Asmaraman S. Kho Ping Ho ternyata penulis cerita keturunan yang lahir di kota kecil Klaten, Jawa Tengah (ketika sudah besar baru saya baru tahu).

Ayah saya adalah Kepala sekolah SD dan jabatan terakhirnya sebagai Pengawas SD dan TK. Sepertinya kegemaran membaca saya karena setiap hari di masa kecil saya selalu melihat ayah dan nenek saya membaca buku cerita. Seperti terekam dalam ingatan sehingga dari pengalaman masa kecil saya mendorong saya untuk menyukai dunia tulis menulis.

Lalu apa hubungannya dengan dongeng? Oh ya kebiasaan mendongeng ayah yang saya dengar adalah ketika ia menggendong adik laki - laki yang usianya terpaut 4 tahun.Sambil mendongeng Ayah saya mendongeng sambil uro uro (nembang jawa).  

Banyak cerita yang samar- samar saya dengar diantaranya adalah kisah kancil dan anjing. Kancil yang banyak akal dan anjing penjaga kebun/ sawah yang terpedaya oleh akal Kancil bejibun. "kancil nyolong Timun" (kancil mencuri Timun). 

Di samping itu cerita tentang Abu Nawas, kisah Seribu Satu Malam, kisah- kisah pengembara, petualang juga kisah tokoh dunia persilatan seperti Agung Sedayu ( tokoh cerita Api di Bukit Menoreh).Dongeng anak- anak Joko Priuk, Kamandaka, Kisah Prabu Siliwangi. Di jaman TVRI masih menjadi tontonan satu- satunya di masa kecil saya kuncung bawuk seperti menjadi favorit bagi anak - anak.

Dalam satu garis besar dari dunia dongeng  benang merahnya adalah kejahatan akan selalu kalah dengan kebenaran. Yang licik akan selalu mendapat pelajaran. Yang durhaka akan mendapat balasan. Seperti cerita Malin Kundang. Tangkuban Perahu, Kisah Roro Jonggrang, Kisah Batu menangis, kisah Si Lancang. Itu yang cerita lokal . Kisah dari Persia dan Asia Timur misalnya Kisah Abu Nawas, KIsah cerita 1001 malam juga terkenal sejak dulu.

Dongeng itu menjadi kembangnya mimpi. Menjadi semacam pembuka dari daya imajinasi anak. Dan ketika semakin besar semakin banyak hal bisa digali dari kemampuan imajinasinya. 

Dongeng lokal mampu memberikan kebanggaan besar untuk menggali lebih dalam kisah- kisah menarik dari lingkungan sekitar. Masa kecil saya di desa (lereng Merapi dan Merbabu). Selalu banyak kisah yang bisa diceritakan yang bisa diambil hikmahnya. Yang lekat dan dekat tentang dongeng sekitar Merapi tentu adalah tentang legenda Kerajaan Merapi Mbah Petruk, Nyai Gandung Melati, Eyang Merapi.

Sampai sekarang banyak cerita, dongeng dan mitos masih sering diceritakan orang tua kepada anak- anaknya. Tapi sekarang dongeng itu mulai tenggelam digantikan oleh cerita abad modern yang semakin jauh dari dunia literasi. Untungnya anak- anak saya masih suka dibacakan cerita dongeng hingga tertidur pulas.

Saya berterimakasih kepada Ayah almarhum, kepada nenek Almarhum yang sudah menginspirasi sehingga paling tidak saya tidak lupa bahwa membaca, mendongeng dan menceritakan kembali cerita- cerita dongeng Nusantara kepada anak itu sangat penting. 

Ayah saya meskipun bukan penulis tetapi catatan hariannya seperti buku cerita, ia sering menulis di mana saja di buku agenda, di bekas kertas kalender. 

Sebagai siswa yang semasa sekolah pernah hidup di asrama, ayah adalah pencerita yang baik, pencatat yang teliti dan detail, disamping itu luasnya wawasan membuat ayah selalu tahu bagaimana memecahkan persoalan.

Mungkin saya lupa bagaimana dulu ayah mendongeng sebab saya masih kecil waktu itu, tetapi kenangan cerita itu tumbuh berkembang oleh keinginan saya untuk menuliskan kembali cerita leegenda dan dongeng masa kecil itu sebagian sudah saya wujudkan. 

Di Wattpad saya menulis cerita bergenre Silat sejarah, itu hasil fantasi saya, salah satunya karena kebiasaan saya membaca buku Api di Bukit Menoreh dari koleksi ayah saya  dan nenek saya (Bara Asmara di Kaki Pegunungan Menoreh dan Sambungannya Merapi Membara yang masih saya tulis). 

Sekarang saya tidak memaksa anak untuk hobi menulis seperti saya, tetapi dengan aktifitas saya menulis selain tugas pokok saya sebagai guru paling tidak yang tidak menggurui anak- anak dengan menasihati langsung, cukup melihat aktifitas saya. Hasilnya tidak sekarang tapi nanti.

Sebab dari situ anak bisa mengerti tentang hal- hal baik dan buruk tanpa merasa dipaksa dan terpaksa. Tidak merasa digurui tetapi bisa berkembang imajinasi mereka bagaimana bertindak, berperilaku yang baik seperti yang dicontohkan dalam kisah- kisah cerita yang dituturkan kepada anak menjelang tidur. Selamat mendongeng. Salam literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun