Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Panggung Anies Baswedan di Darurat Corona

15 Maret 2020   23:32 Diperbarui: 16 Maret 2020   01:04 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu saja Jokowi, berhitung banyak. Indonesia bukan negara kecil. Daerahnya tersebar, pulaunya banyak sampai ribuan, lokasinya bisa berjauhan antara pulau satu dengan pulau lainnya. Penduduknya beragam dan tingkat masalah yang diderita antara satu daerah dengan daerah lain juga berbeda.

Di NTT yang berbahaya bukan Corona tetapi DBD. Akibat DBD korban sudah banyak berjatuhan. Dan karena lokasi di NTT yang masih susah aksesnya dengan tempat- tempat yang direkomendasikan untuk berobat DBD maka ganasnya DBD  susah diatasi.

Pemerintah pusat perlu memikirkan semua dampak lockdown jika diberlakukan. Akan banyak dampaknya terhadap perekonomian. Maka Jokowi memberlakukan untuk mendelegasikan kepada daerah untuk menangani Corona, karena tiap daerah tidak sama permasalahannya.

Bisa jadi Jokowi sudah benar melakukan tindakan memberlakukan darurat nasional non alam. Kepala daerah yang harus bergerak untuk melakukan antisipasi.

Semua harus bekerja sama, tidak malah tepuk tangan ketika pemerintah pusat seperti dianalogikan  tidak tanggap, kurang cepat mengeksekusi seperti beda dengan Anies Baswedan yang langsung merebut panggung melakukan pekerjaan cepat guna mencegah merebaknya virus di Jakarta.

Sayangnya di Jakarta masih banyak masyarakatnya yang belum sadar. Ketika anak sekolah diliburkan, tempat- tempat wisata di Jakarta berbondong- bondong ke luar daerah terutama di daerah Jawa Barat, seperti puncak  Bogor dan Bandung, bisa jadi malah muncul kasus Superspreader atau penyebaran masif.

Seharusnya orang Jakarta tetap di tempat supaya kebijakan gubernurnya bisa efektif, melarang masyarakat bepergian ke tempat -- tempat umum. Jika orang Jakarta berbondong- bondong keluar Jakarta ya sama saja memindahkan virus Jakarta ke daerah.

Opini saya sebagai masyarakat sih, ya tahu diri saja. Sudah diinstruksikan untuk tidak bepergian ya ikuti prosedur. Usul saja di toko- toko atau kalau perlu pemda melakukan tanggap cepat membagikan masker standar yang bisa mengurangi dampak virus, menghimbau juga untuk langsung merusak, dan membuangnya dengan hati- hati. Di tempat umum disediakan hand sanitizer.

Seperti ketika menghindari bencana hujan abu atau karhutla semua orang sebaiknya memakai masker. Yang sedang kurang enak badan yang istirahat manis di rumah karena tubuh yang sedang sakit, kekebalan tubuhnya tentu lemah untuk melawan virus.

Yang aktif di media sosial terutama WA tidak usah ikut- ikutan latah menyebarkan berita viral yang belum tentu akurat. Waspada perlu tetapi paranoid hanya akan menambah kalut masyarakat. Menjaga kesehatan jiwa juga penting sebab jika semua orang terganggu psikisnya akan membuat masalah menjadi runyam.

Waoow. Ternyata saya sudah panjang lebar menulis, agak melenceng dari judul, tetapi saya sebetulnya tidak ingin sentimen dengan Anies. Kali ini saya angkat jempol, tapi menganggap Jokowi lamban menangani COVID - 19 nanti dulu. Bukan karena emosional melihat pemerintah terkesan tidak satu suara, tetapi Jokowi pasti punya perhitungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun