Dalam hidup kemarahan itu seperti  ledakan- ledakan rasa kecewa, rasa kesal dan putus asa. Kemarahan yang bertahan lama dalam endapan yang susah diurai membuat hati yang melihat dan menjadi sasaran kemarahan seperti putus asa. Keputusasaan itu seperti menciptakan kegilaan baru. Dan inilah yang sering dialami manusia menghadapi karakter manusia yang susah ditaklukkan, cenderung menang sendiri atau bahasanya kasar.
Faktor -Faktor Pemicu KemarahanÂ
Ada dua sisi pribadi yang bertentangan membuat benturan perbedaan itu semakin susah disatukan. Apakah anda pernah merasakan dan mengalaminya? Kalau mengaku jujur pasti hampir semua orang jarang mengaku pernah berantem seru. Bahkan kadang disertai dengan perilaku kasar entah menampar atau menggigit karena perasaan kesal yang sudah sampai ubun- ubun. Dan jika artis yang sudah menjadi publik figur, ketahuan berantem seru dengan pasangannya lalu ketahuan, mata sembab dan lebam, serta  terekam jejaknya saat berantem pasti menjadi heboh.
Padahal banyak pasangan pernah mengalami benturan- benturan masalah karena perbedaan latar belakang keluarga, perlakuan orang tua sejak kecil, dan penyakit- penyakit psikologis yang mempengaruhi labitilas mental seseorang.
Emosi yang berlarut kadang senang luar biasa kadang marah luar biasa, kadang tanpa diduga kebahagiaan, keceriaan muncul, disaat lain dalam hari yang sama bisa muncul masalah sepele hingga menyebabkan perilakunya berubah total. Ia merasa marah pada semua orang, karena ia tidak pernah dibela dan cenderung selalu dipojokkan. Ia merasa tidak didukung dan ada perasaan disingkirkan.
Kekasaran bisa muncul tiba- tiba, kecemburuan tiba- tiba meletup, dan kekecewaan tiba- tiba datang tanpa diduga, karena kesalahan"kecil". Gumpalan rasa kesal itu membuat manusia kalut, tidak berdaya, putus asa dan semakin terpuruk.
Ada perasaan putus asa oleh masalah- masalah yang tidak kunjung selesai. Selalu ada yang baru, selalu ada masalah yang tidak diduga apa bentuknya hingga menyebabkan secara spontan depresi dan berperilaku seperti orang gila.
Manusia dalam titik tertentu pernah merasakan bagaimana manusia merasa putus asa, patah arang dan bingung mau berbuat apa. Semua salah, bahkan ketika dirinya tidak merasa benar, atau tetapi dipaksa harus salah. Bagaimana memecahkan persoalan manusia hingga tidak ada bentrokan lagi.
Dengan ketenangan semua bisa diatasi, dengan pikiran jernih letupan- letupan itu akan teratasi. Hanya ada perbedaan pokok yang selalu dibawa dan itu bisa diatasi dengan kesabaran. Tetapi terkadang manusia tidak sabar dan cenderung ingin cepat  berhasil dan berhasrat sempurna.
Kesempurnaan yang menjadi obsesinya membuat manusia bisa saja tersandung masalah dan gagallah misi kesempurnaan tersebut. Ia impulsif, terlalu obsesif untuk sempurna dan benci hal -- hal yang membuat mengganggu kesempurnaan. Ia pemuja detail dan alergi kesalahan. Jika salah dan membuatnya emosi maka segera saja berondongan caci maki tanpa tedeng aling - aling dilakukan.
Manusia impulsif adalah manusia yang selalu membenci kesalahan. Ia akan marah besar dan mengamuk karena merasa sakit hati atas kesalahan-kesalahan berulang yang dilakukan manusia lain. Ia pembenci ketidaksempurnaan padahal manusia tidak pernah akan bisa sempurna.