Nadiem adalah penerima penghargaan The straits Times Asian of the Year. Pertama dalam sejarah karena menjadi orang Indonesia yang paling awal menerima penghargaan tersebut sejak didirikan pada tahun 2012.
Jadi menimbang rekam jejak Mas Nadiem layak diberi kesempatan untuk memimpin Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Mind set harus dimulai dari pendidikan dasar. Selama ini pendidikan dasar kurang mendapat perhatian lebih. Padahal SDM pendidikan dasar harus unggul sebagai dasar atau pondasi pendidikan yang lebih tinggi.
Beban administrasi guru yang terlalu berat membuat para guru kurang mempunyai waktu untuk pengembangan diri. Padahal guru harus selalu meningkatkan kemampuan pengetahuannya dan daya analitisnya. Guru juga dituntut memiliki kepekaan untuk memahami peserta didik yang lahir di jaman yang serba  canggih ini. Kompleksitas masalah anak- anak milenial harus dihadapi juga dengan pendekatan yang mampu mengarahkan mereka menjadi generasi yang siap menghadapi persaingan berat dan selalu siap menerima perubahan cepat.
Kebutuhan menteri menteri yang sigap dan memenuhi kriteria menerima perubahan kebudayaan dan persaingan itulah yang membuat Jokowi banyak merekrut menteri yang bisa merespon cepat perubahan.
Kunci Utama  adalah Masyarakat yang Kooperatif Menerima Perubahan
Yang lebih utama dari besarnya harapan di pundak Erick Thohir dan Nadiem Makarim adalah masyarakat sendiri. Masyarakat harus merespon dan siap menerima perubahan. Jika setiap perubahan itu tidak ditanggapi masyarakat dan masyarakat cenderung selalu mengaitkan kebijakan pemerintah dengan politik, selalu kontra , apatis selalu mengeluh dan malas belajar ya percuma di servis oleh menteri- menteri potensial. Vietnam berkembang cepat karena masyarakatnya juga mau dipacu untuk berubah.Salah satu kunci kemajuan Vietnam adalah pengembangan aplikasi sains dan teknologi sebagai pondasi menuju ekonomi berbasis pengetahuan. Masyarakat Vietnam  sangat siap untuk berubah. Indonesia?Harus mau kalau nggak mau ketinggalan dengan Vietnam. Salam damai selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H