Konsistensi itu sebetulnya tidak bicara masalah kuantitas. Bisa juga bicara kualitas. Seminggu sekalipun jika rutin dilakukan itu sudah termasuk konsistensi. Ada masanya penulis mengalami titik Kelelahan, dan yang menjadi obatnya sendiri adalah menyenangi rutinitas baru untuk membuat selingat agar hidup tidak membosankan oleh kegiatan- kegiatan rutin yang membuat manusia seperti robot.
Titik Kelelahan itu menjadi pembelajaran bahwa setiap penulis harus mampu menyingkirkan kemalasan, tetapi penulispun tidak boleh memaksa diri agar manusia menyukai rutinitas dengan frekwensi padat. Membangun konsistensi itu juga memperhitungkan kualitas sehingga tulisan tidak jatuh menjadi hanya sebuah recehan kata. Salam Literasi. 11 Tahun Kompasiana tetap semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H