Seorang penulis akan membuat narasi  menggunakan kemampuan literasinya. Perupa mengandalkan imajinasi visualnya untuk  menyindir atau memberikan tanggapan atas isu yang berkembang.Para perupa bisa menemukan ketajaman pemikirannya dalam lukisan- lukisan dan coretan- coretan yang ditumpahkannya entah di kertas atau kanvas.
 Konsistensi melukis membuat Setyo Purnomo yang lebih akrab  dipanggil pak Kembang atau Kembang Sepatu sebagai nama populernya. Mengikuti banyak pameran baik gabungan maupun tunggal, aktif di masyarakat sebagai Ketua RW.  Seminggu sekali mengajar anak- anak di Museum Nasional untuk belajar melukis dan mengenalkan museum pada anak- anak.
Kegiatan keseniannya padat. Ia pernah berkolaborasi pameran 5 Bintang di Kedutaan Perancis dengan novelis, penulis terkenal Remy Silado atau Yappy Tambayong, Ipong Purnama Sidhi(Pengelola Bentara Budaya). Pernah ikut komunitas pelukis Ancol. Pengalaman berkeseniannya terutama pergaulannya dengan perupa tidak diragukan lagi. Sampai sekarang Kembang Sepatu masih rajin melukis.
Seorang pelukis harus selalu mengasah kemampuan dengan membuat sketsa dan melukis untuk menegaskan bahwa intuisinya kuat menangkap sinyal- sinyal ketimpangan yang ada di masyarakat. Ia memotret fenomena sosial  lewat bahasa gambar. Terkadang banyak orang tidak sadar telah disindir oleh sajian lukisan warna- warni.Â
Jika diperhatikan ada narasi yang tersembunyi yang bertujuan untuk memprotes keadaan, menginginkan perubahan dengan menggoreskan sejumlah mimpi lewat visualisasi. Tidak banyak yang bisa kecuali ia harus melatihnya setiap hari dan mempertajam intuisi seninya dengan sering bergaul dan berdiskusi dengan rekan- rekan seniman.
Kembang Sepatu banyak melukis dengan tema- tema syahdu terkadang sering menggunakan simbol- simbol binatang seperti burung merpati untuk menarasikan betapa pentingnya kedamaian, kasih sayang seperti yang dicontohkan merpati. Merpati itu binatang yang setia dan bisa dikatakan romantis.
Lukisan- lukisannya menurut penulis beraliran realis dengan pemilihan warna yang soft. Ada tema- tema pohon yang ia lukis belakangan ini. Tentang kesetiaan, konsistensi dan hal- hal sederhana yang luput diperhatikan namun bagi pelukis satu ini bisa menjadi tema yang menarik.
Kembang Sepatu adalah guru paling aktif yang sering mengikuti pameran baik di Jakarta maupun luar kota. Lukisannya sudah banyak dikoleksi oleh banyak pesohor tanah air, Spontanitasnya dalam melukis sering ia tunjukkan saat ada event lomba lukis atau workshop- workshop seni. Ia juga tergabung dalam komunitas seniman Jakarta yang sering mangkal di Balai Budaya Jakarta di Kawasan Menteng Jakarta Pusat.
Pria Kelahiran Pemalang Jawa Tengah, 30 Oktober 1972 ini terus berproses, mencari ide- ide baru dan masih mengajar di sekolah BPK Penabur Jakarta. Dalam beberapa minggu yang akan datang ia akan berpameran di Museum Basuki Abdullah.
Semoga karyanya menjadi penyeimbang bagi kegaduhan isu- isu terkini dan centang perenangnya politik yang susah ditebak. Menikmati lukisan memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi mata, menetralkan emosi- emosi yang terus berkecamuk di otak dan jiwa.
Anda pada pembaca sering- seringlah ke galeri ke museum seni rupa yang ada di sekitar. Menikmati karya seni rupa, akan membuat wawasan budaya berkembang. Otak kiri dan otak kanan harus seimbang agar tidak larut dalam masalah- masalah kota yang membuat pikiran puyeng. Salam budaya, salam literasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H