Tetapi kebaikan yang ia rasakan adalah awal dari kesengsaraan selanjutnya. Bukankah mengecewakan. Apakah karena karma, apakah karena dosa turunan hingga ada perasaan orang baik yang selalu dipojokkan dan dianggap orang lemah.
Mending menjadi orang jahat bisa jalan- jalan ke ujung dunia bisa merasakan naik pesawat eksekutif dan mengalami bagaimana menjadi orang sukses. Orang jahat bila kemudian terpenjara karena perbuatannya masih bisa bertobat dan berani berubah.Â
Yang repot itu ketika dulunya ia adalah panutan, orang suci, orang dengan nilai plus bejibun kemudian berubah karena ada insiden aneh yang menyebabkan ia amat dendam dan penuh nafsu menumbangkan manusia lain yang ia anggap andil dan membuatnya sakit hati, sakit mental dan sakit tidak lagi mengenal seseorang gara- gara sebuah peristiwa tragis yang tersimpan di memori.
Penulis menangkap peluang yang luput dari kaca mata orang biasa. Membariskan kata sehingga muncul seolah- olah ialah penciptanya. Padahal ia hanya memungut dari berbagai sumber, diubah sedikit, diotak- atik katanya atau dibolak- balik hingga akhirnya tulisannya menjadi rangkaian karya baru.
Okey baiklah mari lanjutkan khayalan kita!
Aku sebetulnya mempunyai sebaris puisi untuk kalian, sebaris saja di pojok pula lalu apa temanya kira- kira. Nah lho, ini kok malah tanya yang penulis siapa sih saya. Oke baiklah, jika pertanyaanmu begitu akan kujawab:
...begitulah yang terjadi diantara kita
Semerbak wangi bunga melati
Semula hanyalah aroma khayalan.
Wanginya sih selalu terkenal
Seperti seteguk cinta dari pria yang baru beranjak dewasa