Jokowi sedang menghadapi masyarakat instan, pengin cepat makmur, bahagia dan kaya dengan cara cepat. Terkadang menghalalkan segala cara. Ojol pengin cepat kaya makanya ia gubras gabrus melanggar aturan, menerobos lalu lintas, melawan arus, agar cepat sampai tujuan. Konsekwensinya lalu lintas menjadi ruwet, polisi dan petugas lalu lintas lintang pukang mengingatkan tetapi tidak digubris malah pada suatu peristiwa petugas malah kena semprot, kena maki maki dan dipermalukan bahkan dikeroyok sampai babak belur. Duh, duh zaman opo to iki (zaman apa ini)
Kalau pengin makmur setiap orang harus bekerja. Kalau negara mau maju, setiap orang harus mau diatur, jika tidak mau diatur jangan suka mengatur  orang. Jika tidak mau direcoki jangan suka merecoki. Mari ambil spirit kerja dari Jokowi, Bekerja tanpa banyak kata. Pekerjaan tidak bisa instan harus satu satu dikerjakan sampai tuntas, selanjutnya ada tahap selanjutnya untuk pondasi melangkah ke tujuan yang lebih tinggi.
Kalau demonstrasi ya harus mengerti substansinya, paham visi dan misinya, kalau bergerak hanya karena ada upahnya dan sponsornya ya nanti dulu. Jangan mau ditunggangi oleh orang- orang yang memang hatinya sudah busuk ingin menumbangkan tujuan yang sebenarnya mulia. Mereka itu adalah orang- orang yang kecewa karena kalah, ingin menang tetapi dengan jalan curang. Mahasiswa calon intelek harus waspada untuk mendapatkan nilai bagus kuliah ya jangan sering turun ke jalan, kalau mau memberi sumbang saran mendingan di tulis di blog semacam Kompasiana atau membuat buku pemikiran dan ide, atau membuat kegiatan positif yang memberi jaminan bahwa tampuk masa depan bangsa memang ditangan anda para calon pemimpin bangsa. Kemakmuran itu tidak bisa dicapai dengan cara instan bro.Salam damai Selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H