Meyakinkan itu penting sebab jika kepercayaan diri tinggi maka kata- kata yang salah terucap tidak begitu berarti. Maka bahagialah penceramah kondang yang selalu dihadiri oleh umat yang datang,sengaja mendengarnya karena alasan salah satunya sering muncul di telivisi, kata- katanya menggelitik dan mampu menggerakkan jiwa, memakunya duduk untuk mendengarkan aliran kata- katanya yang memukau.
Pasti penceramah tidak sempat mempraktekkan ajarannya, sebab ia dibayar bukan untuk menjadi praktisi, tetapi pembicara. Sama seperti penulis profesional yang dibayar karena karya tulisnya yang memukau bukan karena ia pernah mengalaminya.Â
Pendongeng hanya menceritakan fantasinya untuk membuat pendengarnya seolah- olah menikmati cerita dan seolah- olah mengalaminya. Karena saking piawainya pendongeng sampai terbawa mimpi dan menghipnotis pendengarnya masuk dalam alam khayal.
Tugas penceramah adalah bercerita dan ia tidak bisa mengulangi secara persis apa yang ia ucapkan dalam setiap ceramahnya, Ia hanya mengandalkan orang- orang yang rela hati merekam pembicaraannya jika ingin memperbaiki penampilan dan kata- katanya.
Jangan tuntut penceramah minta maaf karena ia bagaikan tuhan bagi pengikut setianya. Ah....Harus menulis apa penulis yang sering dibully karena keseringan menyendiri dan bergaul dengan mesin ketik dan bacaan.Â
Sesekali melihat dunia luar untuk bisa mengerti betapa lemahnya manusia yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain, tidak bisa berkembang tanpa dukungan lingkungan, tidak bisa terkenal tanpa dukungan pengikut setianya. Kata penceramah kepada penulis... Ah kau terlalu berteori, sesekali jadi pembicara dan penceramah maka kau akan mampu merengkuh dunia. Ah, Biarlah aku jadi penulis saja, sebab aku lebih mampu merenung dan berkontemplasi. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H