Para penulis pemula, blogger yang sedang berjuang mengenalkan  berbagai tulisannya di platform blog seringkali merasa putus asa ketika respon pembaca terhadap hasil karya tulisnya tidak sebanding dengan perjuangan penulis yang mengorbankan waktu, kuota dan hari hari yang penuh kesibukan untuk sekedar menulis satu dan dua artikel.
Tantangan Penulis itu Konsistensi!
Para penulis sudah berusaha memoles tulisan dengan menampilkan fakta, menyusun paragraf, mengeditnya, mematut tulisan dan memberi judul heboh agar dilirik pembaca. Tetapi pergerakan pembacanya pelan. Akhirnya mentog pada angka- angka kecil tidak sampai ratusan bahkan ribuan.Â
Jutaan pengguna gawai, jutaan orang yang membuka internet setiap hari tapi artikelnya tetap hanya dilihat tidak lebih dari  2 digit. Apa yang terjadi, apakah tulisan tidak berkualitas, apakah tulisan tidak menarik dan tulisan tidak membuat pembacanya merekomendasikan ke calon pembaca lain.
Tantangan itu membuat ujian tersendiri bagi penulis pemula dan juga penulis yang sudah lama menulis tetapi kadang- kadang menemui kendala dalam hal menarik gerbong pembaca fanatik dengan artikel  artikel yang dihasilkannya.
Penulis perlu introspeksi apakah sudah membuat karya yang menimbulkan greget, membuat pembacanya penasaran dan membuat pembacanya perlu merekomendasikan tulisan pada pembaca lain.Â
Barangkali tulisan- tulisan yang sekilas dan cepat berlalu itu adalah tulisan yang kurang menjual, bisa jadi berkualitas tetapi hanya bagi pembaca tertentu yang serius membaca dan memahami apa yang ada dalam pikiran penulis yang memberi respon.
Katerbacaan yang rendah membuat banyak penulis yang tidak kuat mentalnya pelan- pelan mundur teratur. Ada perasaan bosan, kecewa, dan putus asa karena merasa tidak mempunyai bakat besar sehingga terlibas oleh penulis langganan Headline, terpilih , nilai tertinggi dan yang selalu nangkring di artikel terpopuler.
Menulis dan Kepintaran Menangkap Momentum dan Isu- Isu Terkini
Penulis- penulis yang awalnya mempunyai hasrat tinggi pelan pelan menghilang dan tidak kembali, hanya penulis- penulis tangguh yang bertahan menemani penulis pendatang yang tiba- tiba melaju kencang karena tulisannya sering menjadi langganan admin untuk diganjar Headline atau menjadi favorit admin untuk dimasukkan dalam kategori tulisan populer karena kepekaannya dalam mengolah isu- isu terkini yang membuat mau tidak mau pembaca meliriknya.
Hukum rimba raya jagad penulisan itulah yang terjadi di media online saat ini. Berbagai platform berlomba untuk menarik pembaca dari berbagai generasi.Â
Beberapa platform melirik generasi milenial dengan tulisan- tulisan ringan dengan judul judul yang menimbulkan rasa penasaran. Beberapa Platform menyasar para pembaca yang senang dengan politik dan isu- isu terkini. Mau serius atau bacaan ringan dan renyah sudah ada segmennya tersendiri.
Para pejuang yang sedang berusaha menjadikan kegiatan menulis sebagai pilihan pekerjaan serius  harus peka menangkap peluang. Tinggal memilih segmen mana yang mau disasar.Â
Kalau menulis serius di Hipwee dengan judul flat dan standar tentu tidak akan dilirik dan segera masuk kotak. Jika mau menulis di Mojok dengan gaya bahasa normal tidak menyisipkan kata- kata humor dan sengak yang segera masuk ke kotak sampah redaksi.
Di Kompasiana para penulis harus peka menangkap peluang. Beberapa penulis sangat rajin berkunjung dan berkomentar di artikel- artikel penulis lainnya.Â
Mereka juga rajin menshare tulisan menyertakan URL tulisan yang dibagi dalam setiap komentar ke  artikel kompasianer lain. Sebagian mengambil momentum yang pas membidik bahasan khusus misalnya olah raga, sepak bola, bulu tangkis, bahasa, lifestyle, sosial budaya.
Ada penulis yang tiap hari tidak pernah absen selalu menulis, apa saja dibahas bahkan pengalaman kecil, pengalaman hidup, relasi dengan tetangga, kisah perjalanan, kisah- kisah menyentuh saat menolong sesama. Ide itu berserak ada di mana- mana. Setiap penulis seharusnya tidak akan kehabisan ide karena pengalaman tiap penulis berbeda.
Saat Ingin Menyerah Bacalah Kata- Kata Mutiara Penulis Panutan
Hanya penulis yang jarang mengeluh tetapi konsisten dan pantang menyerah yang bisa bertahan menghadapi ujian- ujian dari upayanya untuk tetap menulis.Â
Sedikit atau banyaknya pembaca setiap artikel akan tercatat dan terekam oleh sejarah. Tidak perlu mengeluh pada saat tulisan sepi pembaca.Â
Seperti kata -- kata mutiara dari Pramoedya Ananta Toer:Karena Kau menulis. Suaramu tak akan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, di kemudian hari.
Penulis tidak usah mengeluh karena menulis itu adalah pekerjaan positif, tidak perlu takut untuk tetap menulis karena tulisan bagaimanapun jeleknya akan tercatat oleh sejarah daripada dipendam dan hanya membuat hati membatu karena kecewa, lelah dan putus asa...aku harus tabah, kubisikkan pada diri sendiri. Tak ada yang menolong kau!semua setan dan iblis telah mengepung aku (Pramoedya Ananta Toer)
Yang bisa menolong penulis adalah diri sendiri, kebulatan tekad dan semangatnya yang pantang menyerah meskipun tantangan menghadang.Â
Begitulah bisikan kata mutiara yang penulis bisikkan saat merasa lelah merasa tidak berguna, merasa kalah ketika tulisan tidak juga mendapat apresiasi positif dari sedang pembaca terhormat. Salam damai Selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H