Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Menulis di Kereta Fajar Utama Jurusan Jakarta Jogja

9 Agustus 2019   09:08 Diperbarui: 9 Agustus 2019   09:56 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

\Sejak Ignasius Jonan Kereta bisa move on dari sebelumnya yang acakadut pengelolaannya. dengan sistem modern kereta menjadi nyaman untuk ditumpangi. meskipun AC ekonomi sekalipun. Toiletnya juga bersih dengan cadangan air dan kebersihan yang terjaga.

pemandangan antara Jatibarang dan Cirebon (dokpri)
pemandangan antara Jatibarang dan Cirebon (dokpri)
 Berbagai topik akan saya lahab sebagaimana saya harus menuntut diri tampil selalu siap menangkap ide demi ide. Saya melihat situasi di kereta aktifitas penumpangnya detil detil kursi atau aktifitas kru kereta.Mereka yang tertidur lelap  atau sibuk chating, melamun dan melihat pemandangan di luar dan sedang berdialog dengan teman sebelah. 

Banyak hal bisa digali dari sebuah perjalanan. Dari transaksi antara penumpang dan pramusaji  yang menawarkan makanan, dari nasi goreng sampai minuman ringan.

Kereta punya banyak cerita yang bisa digali. Cerita kerinduan anak pada bapaknya, kerinduan pada kekasih hati yang menjalani hubungan LDR dan cerita pedih ketika putus cinta dengan pacar yang berjanji akan setia tetapi karena hubungan LDR tergoda pada temannya yang selalu berada di dekatnya.

Sebetulnya saya tidak punya ide untuk menulis tetapi saya memaksa diri. Meskipun rangkaian ceritanya tidak karuan  tapi ini sebuah pembelajaran bahwa dalam situasi apapun seorang yang ingin menjadi penulis harus siap sedia menumpahkan dalam sebuah repertoar atau sekedar ungkapan pandangan mata. Saya blogger dan akan selalu mengasah diri untuk menulis dan terus menulis. 

Ide harus ditangkap lalu diolah menjadi sebuah karangan atau opini atau feature. Saya akan menamakannya ide ini catatan perjalanan. Setelah menulis 700 artikel dan puisi di kompasiana target seribu tentu menjadi tantangan. Butuh beberapa bulan untuk mencapainya, tetapi mengalir saja yang penting nanti sampai padai targetnya.

Boleh jadi saya sedang membayangkan seperti Pramoedya Ananta Toer yang merasa harus menulis meskipun dalam tekanan. Malah dalam tekanan  itu seorang penulis bisa menjemput ide dengan topik - topik menyentuh. Sama seperti Ernest Hemingway yang bisa menulis detil dalam kesederhanaan cerita namun menyentuh dan menginspirasi.

Manusia diberi talenta agar bisa bertahan dan berkembang. Dunia bergerak cepat, teknologi tidak terelakkan lagi. Tuntutan semakin berat maka mau tidak mau manusia harus bisa menyesuaikan diri dengan suasana yang baru yang menuntutnya memenuhi kehendak alam, memenuhi tuntutan kekinian, tidak gaptek, bisa menangkap ide ide kreatif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Inilah tangkapan, cerita saya di gerbong kereta api yang melaju ke Daerah Istimewa Jogjakarta. Oke terima kasih. Salam.

Kereta Jurusan Jakarta Jogja, 9 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun