TehÂ
Sedikit mengenal SejarahSelama berabad abad orang mengenal teh (camellia sinensis) sebagai minuman penenang jiwa. Belum lengkap rasanya pagi hari tanpa seseruput teh hangat.Â
Dari daratan China (awal mula dari Dinasti Shang abad ketiga Masehi) sampai Indonesia sangat mengenal aroma teh. Asal usul teh secara geografis berasal dari Asia Tenggara Khususnya di garis lintang 29 derajat N dan bujur 98 derajat E. Titik pertemuan dari Timur laut India, utara Burma Barat daya China dan Tibet yang enak biasanya ditanam di pegunungan. Aromanya bisa dicampur dengan melati dan bunga-bungaan lain untuk menambah aroma.Â
Beberapa komunitas menganggap teh tanpa gula malah bisa merasakan keistimewaan aromanya. Dari aromanya muncul rasa alami dari pucuk daun teh. Tiap daerah penghasil teh akan menghasilkan aroma tersendiri.Â
Di Tegal banyak merek teh yang menjadi legendaris dan disukai penggemar teh, ada teh Tjatoet, Teh Tang, 2 Tang, Teh Tjap Botol. Beberapa merek lain yang terkenal pun  ada Teh Poci dan Tong Djie.
Warna air tehnya kebanyakan coklat tua atau merah. Beberapa di antaranya dicampur susu seperti Thailand yang terkenal dengan Thai tea. Ada lagi teh tarik yang juga dicampur dengan susu.Â
Sensasi rasa dan aroma teh telah membuat banyak orang ketagihan. Banyak klub penggemar teh bahkan ada yang sengaja mengumpulkan ribuan varian teh untuk diblend dan berusaha dipadupadankan sehingga memunculkan varian baru. Tumbuhan teh yang terhampar di bukit bukit biasanya hidup di ketinggian di atas 1000 MDPL. Biasanya suhu yang cocok untuk tanaman teh sekitar 12 sampai 13 derajat celcius.
Di Jawa muncul di pegunungan sekitar puncak Bogor (Cisarua) dari arah Jakarta ke Bandung bisa ditemui ketika menyusuri perjalanan dari Subang sampai ke Lembang Khususnya di pebukitan Ciwidey.Â
Jawa Tengah biasa terdapat di lereng gunung Merbabu dan Pegunungan Dieng Wonosobo. Di Jawa Timur bisa menemukannya di sekitar Malang, yang berbukit-bukit dan dingin. Di Yogyakarta ada petani yang menanam teh di alur pegunungan Menoreh bagian selatan.
Indonesia adalah penghasil teh dengan varian terbanyak. Tiap-tiap daerah dengan kontur dan jenis tanah yang berbeda memberikan ciri khas tersendiri terhadap aroma dan rasa teh. Ada beberapa klasifikasi teh yang biasa dikenal masyarakat yaitu green tea (teh hijau), black tea (teh hitam), oolong tea (tea oolong), dan white tea (teh putih).Â
Semua hasil teh sebetulnya sama yang membedakan saat muncul beberapa jenis teh adalah cara pengolahannya. Salah satu contoh untuk menghasilkan teh hijau pengolahannya adalah dengan tanpa fermentasi (oksidasi enzimatis).Â
Pengolahan teh hijau diutamakan dengan cara mengaktifkan enzim fenolase yang terletak di pucuk daun teh segar. Dengan dipanaskan, oksidasi terhadap katekin (zat anti oksidan) dapat dicegah.
Metode pembuatan teh hijau di China adalah dengan melakukan pemanggangan atau pemberian uap panas pada daun teh. Sedangkan di Jepang beda yaitu dengan menyangrai daun teh.
Sensasi menyerutup Teh Pagi hari
Penulis ingin berbagi pengalaman sedikit waktu kecil. Tradisi orang kampung seperti saya sangat menikmati seduhan teh pahit dengan ditemani gula aren atau gula Jawa, yang mana satu serutupan dengan satu potongan gula aren.Â
Sensasi minum lebih terasa ketika menikmatinya di amben ditemani kudapan-kudapan khas semacam singkong rebus, rebus dan tahu isi. Wow sensasional.Â
Petani di kampung biasanya memulai aktivitas dengan minum teh atau kopi saat pagi hari ketika matahari belum muncul. Dingin terobati ketika menyeruput teh ditemani kudapan dan penghangat badan kala duduk di depan tungku dari tanah liat.
Dari tinjauan kesehatan menurut pengetahuan yang penulis dapatkan dari beberapa literatur mengkonsumsi teh bisa membuat konsentrasi terjaga, meningkatkan funsi kognitif otak, menjaga kesehatan gigi dan mulut, menurunkan resiko diabetes, menurunkan tekanan darah, menurunkan resiko penyakit kardiovaskular.
Seduhan menenangkan diminum dengan konsumsi normal tidak berlebihan. Jia terlalu sering juga tidak bagus karena mengganggu kinerja ginjal apalagi minum teh dengan dicampur gula berlebih. Jadi jika Anda suka minum teh, jangan terlalu banyak mencampurnya dengan gula karena sama saja meningkatkan resiko menderita diabetes.
Ayo seruput teh. Mas Bro, sekali- sekali diminum dengan gula batu sambil menikmati pemandangan alam pegunungan yang asri. Pasti tambah sehat lahir bathin. Mantap. Salam Damai Selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H