Jansen Sitindaon Politisi Demokrat, Eddy Suparno (Sekjen PAN), Arief Poyuono(Wakil Ketua Gerindra), Johnny G Plate (Nasdem) politisi PDI Perjuangan, PPP, PKB, PKS saling berdebat dengan argument mereka masing- masing. Tetapi intinya adalah mereka yang terlibat aktif dalam emmanaskan suasana politik ya itu- itu saja.
Penulis sebagai pemerhati abal abal melihat bahwa banyak persoalan negara yang harus diselesaikan. Bukan sekedar dalam taraf wacana dan maraknya perdebatan.Â
Yang jelas semua elemen bangsa harus kompak untuk membenahi carut- marut politik yang ditinggalkan sejak ajang pemilu  yang baru saja berlangsung, Bukan masalah rebutan kursi menteri saja. Politisi yang sejak awal menjadi oposisi bisa menjadi penyeimbang bagi roda pemerintahan mendatang.Â
Tidak perlu terlibat dalam pemerintahan tetapi bisa  menjadi pengingat, pengkritik yang proporsional untuk mengarahkan dan mengingatkan pemerintah akan banyaknya persoalan negara yang perlu dibenahi.Â
Prioritas pada sumber daya manusia,embenahan karakter masyarakat yang rusak oleh pembelahan- pembelahan, isu- isu dan era post truth yang menampakkan kebodohan sebagian masyarakat dan politisi.
Masyarakat tidak boleh percaya pada isu yang belum tentu benar. Hanya karena pilihan politik lalu menutup logika, kejernihan berpikir, menutup diri dari kenyataan akan kebenaran yang sebenarnya.
Apalagi gaduhnya narasi tentang kecebong dan kampret membuat masyarakat benar- benar seperti berperang melawan saudaranya sendiri.
Kabinet Sesuai Kompetensi bukan Karena Mengakomodasi kepentingan elite Politik
Biarlah kabinet Jokowi diisi oleh orang- orang yang memang kompeten, bukan hanya karena politik dagang sapi, kompromi atau sekedar jargon untuk menebus dosa atas kegaduhan pemilu yang membuat dua kubu saling bertikai.Gerindra tidak perlu memaksakan diri masuk dalam kabinet dan memaksakan kadernya dipilih duduk sebagai mentri. Â Akan aneh ketika baru saja bertikai lalu mereka duduk bersama menjadi salah satu anggota kabinet.
Jika Indonesia ingin maju berikan jabatan pada mereka yang benar- benar bekerja dan tentunya para pejuang yang benar benar mengabdi untuk kemajuan bangsa bukan sekedar para politisi yang berbaju birokrat yang lebih mementingkan partai daripada pengabdian tulus pada  negara.Â