Â
Mendengarkan kebodohan- kebodohan dari orang- orang yang sebetulnya pintar dan cerdas setelah sidang MK, saya mengajak diri sendiri dan tentunya teman yang sempat membaca tulisan saya  hentikan bicara bodoh, bicara tanpa fakta dan asal beda.
Berhenti Bodoh dan Berpura -- pura Pintar tapi Berbohong
Dalam sidang Mahkamah Konstitusi banyak orang pintar tetapi menempatkan diri sebagai orang bodoh, seakan- akan ia menyalahi kenyataan bahwa yang terjadi selama pemilu telah terjadi kecurangan secara Masif, Sistematis dan Terstruktur.Â
Deretan saksi, pengacara dan para pengamat pembela pemohon seakan- akan sedang mencari panggung untuk menipu pemirsa dengan membacakan kesaksian seolah- olah benar padahal sesungguhnya ia tahu salah.Â
Mereka sengaja mencari celah untuk menggiring masyarakat bahwa banyak sekali penyimpangan, banyak sekali kebohongan yang dilakukan kubu lawan. Padahal bukannya mereka tidak tahu, tetapi sengaja bicara salah agar yang salah itu akhirnya menjadi benar.Â
Bahkan pemuka agama yang seharusnya diandalkan berkata jujur dan cerdas nurani dan imannya malah membuat provokasi tentang surga dan neraka, sengaja membelokkan fakta hanya untuk hasrat berkuasa. Politik memang sah- sah saja melakukan kelicikan, tetapi agama seharusnya tidak terseret dalam arus.
Kebodohan apalagi yang diperlihatkan ketika masyarakat semakin cerdas memahami fakta, jejak digital dan mampu membedakan berita bohong dan berita fakta. Dengan seluler, informasi -- informasi dari berbagai portal berita seharusnya warga bisa selektif mana yang berita bohong penuh intrik dan berita benar berdasarkan bukti- bukti otentik.
Banyak orang bisa melihat, bagaimana melakukan kecurangan dan penggelembungan besar jika setiap tahapan pemilu selalu diikutkan saksi- saksi yang disumpah untuk membuktikan kinerja  petugas KPPS, KPU dan Panwaslu.Â
Kalau masih ada kesalahan dalam situng, itu karena human error dan masih bisa diperbaiki dengan memperkuat hitungan manual. Penghitungan manualpun masih menyertakan saksi yang bisa melihat secara gamblang proses perhitungan.
Orang- orang cerdas, pengacara, ajarkan kami masyarakat berpikir pintar dan dana jangan coba- coba  membangun citra sebagai orang bodoh, mengorbankan diri diberi cap konyol yang akan melekat pada diri anda setelah sidang selesai.Â