Para janma sajroning pakewuh, kasudranira andadi, daurune saya ndarung keh tyas mirong murang margi, kasetyan wus ora katon (orang- orang  di zaman sulit kerendahan budinya menjadi- jadi, tidak tanduknya berlarut larut, banyak tekad sesat  dan  salah jalan kesetiaan sudah tidak tampak)
Jadi untuk apa saling membenci hanya karena beda pilihan. Media sosial telah mengikis akal budi manusia. Banyak orang terperdaya oleh kata- kata yang seakan- akan benar namun menyesatkan. Masyarakat harus kembali menjadi manusia utuh yang mampu berpikir jernih, bukan hanya dengan emosi tetapi juga dengan "rasa". Akhirnya banyak hal sesat yang membawa manusia pada kesombongan, tidak mau kalah meskipun sebenarnya sudah kalah, terus berteriak curang, tetapi tidak pernah introspeksi diri bahwa ia juga curang.
Manusia perlu membaca kembali falsafah kehidupan lokal yang tidak kalah agungnya untuk melengkapi bekal agama dan keimanan yang dianut sekarang. Salam Damai Selalu.
Referensi: Agama Ageming Aji Menelisik Akar Spiritualisme Jawa Penulis Asti Musman. Pustaka Jawi, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H