Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memahami Falsafah Jawa, Meredam Konflik Agama dan Politik

6 Juni 2019   15:14 Diperbarui: 6 Juni 2019   15:45 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sampai idolaku menang di pengadilan"

***

Memahami Falsafah Jawa

Dalam filsafat Jawa seperti yang sudah saya tulis di atas yaitu Gusti tan kinaya ngapa (Tuhan yang tidak bisa digambarkan) manusia hanya bisa meraba bagaimana kira- kira rupa Tuhan, manusia tidak benar- benar bisa menggambarkan utuh siapa Tuhan yang ia sembah.

Tuhan itu adalah sangkan paraning dumadi Tuhan adalah sumber segalanya. Dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Ternyata ajaran filsafat Jawa itu sungguh luar biasa. Sekarang banyak manusia lebih suka menonjolkan identitas, entah agama, suku, ras ataupun cakupan pergaulannya.

 Agama yang pada dasarnya mengajarkan cinta kasih berubah karena dogma radikalis yang membuat manusia tersekat- sekat oleh  perbedaan agama. Fanatisme sempit telah melebarkan permusuhan antar teman, sahabat dan tetangga. Seperti saya dan banyak netizen lainnya lebih sibuk meneriakkan kebencian akibat beda pilihan presiden. Dan Presiden yang tidak pernah memaki siapapun di terjang habis- habisan oleh isu tidak sedap.

Manusia seperti menikmati gosip, menikmati bagaimana mulutnya terus mengudak- udak informasi menjadi ujaran kebencian. Darah kebencian yang akut telah mengalahkan jejak kebaikan yang dibangun lama. Ada kebencian akut pada pemimpin yang tidak pernah memaki rakyatnya tetapi ada begitu banyak orang sengaja memanas - manasi situasi sehingga seakan- akan negara sedang diambang keruntuhan. 

Mengapa ketika orang tengah beribadah masih saja ada yang tega menyuarakan kebencian. Padahal esensi khotbah dan tauziah adalah mewartakan kebaikan bukan hanya sekelompok orang atau golongan tetapi pada semua orang. Kebaikan itu universal, sebab kita tahu Tuhan itu milik semua orang dalam falsafah Jawa Tuhan itu adalah sangkan paraning dumadi. Untuk apa berdoa tekun dan khusuk sementara mulut masih nyerocos meneriakkan kebencian, menyakiti orang lain.

Saat ini banyak orang salah kaprah dalam memahami agama. Kembali ke filsafat Jawa yang ternyata mempunyai dimensi dalam untuk dimengerti manusia. Kearifan lokal ternyata sudah diwariskan nenek moyang sejak dahulu, jauh sebelum agama- agama impor masuk ke Nusantara ini. Ada falsafah Agama Ageming Aji. Agama itu baju yang sangat berharga. Jika agama diyakini hanya karena merasa lebih sempurna dari yang lain maka kesempurnaan itu terasa cacat sebab masih ada kesombongan yang terselip dari pikiran dan jiwa manusia beragama. Jika masih merasa mempunyai laku adigang- adigung adiguna maka manusia menjadi aneh dalam menjalankan laku beragama.

Sekarang ini banyak orang lebih menonjolkan identitas, dan amat bangga dengan ajaran dengan baju yang sebetulnya tidak cocok dengan kearifan lokal. Manusia dulu sangat menyatu dengan alam, merasa bisa satu jiwa sebab manusia mengandalkan "rasa", ia bisa merasakan kesedihan dan kesunyian alam, pepohonan dan alam sekitarnya. 

Banyak orang kelewat percaya diri dan menganggap orang lain tidak lebih pintar dari dirinya, maka ia pun dengan sombong terus membombardir banyak orang dengan baju yang sebetulnya tidak cocok pada alam di mana manusia seharusnya bisa saling menghargai meskipun berbeda - beda. Tetap utuh meskipun dalam cara menyembah Tuhan berbeda. Tetapi inti beragama, tiap manusia pasti sama. Manembah pada satu Tuhan, Allah Yang menciptakan Alam Semesta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun