Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Sisi Humanisme Anies Baswedan untuk Perusuh?

25 Mei 2019   12:35 Diperbarui: 25 Mei 2019   12:44 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wajah Senyum Anies yang jarang tampak Marah (megapolitan-kompas.com)

Para perusuh itu harusnya tahu ia berperang dengan bangsanya sendiri, dengan temannya sendiri. Tetapi karena ada narasi yang dibangun oleh koordinator mereka, ada aktor intelektual yang ingin merusak demokrasi maka perusuh itu seperti sedang trance, sedang dirasuki iblis untuk merusak apa saja, menyerang aparat yang tidak dipersenjata dan hanya bisa bertahan. Bayangkan bila rumah anda dibakar oleh maling, preman perusuh tuan rumahnya sendiri malah sibuk menolong perusuh lupa bahwa tetangganya keluarganya sendiri trauma dengan peristiwa yang baru saja terjadi.

Tidak salah sih tindakan Anies dari sisi kemanusiaan, siapapun korban yang bergelimpangan memang harus ditolong. Tetapi bagaimana masyarakat harus yakin bahwa Anies adalah bapak bagi warganya sedangkan ia lebih peduli membantu penderitaan perusuh.

Semoga persepsi dan kecurigaan penulis tidak berdasarkan. Saya harus tetap positif dengan segala tindakan Gubernur DKI. Bagaimanapun ia adalah pemimpin, Di sisa kepemimpinannya sebagai warga ia tidak seharusnya selalu beda dengan pola kepemimpinan Gubernur sebelumnya. Ia memang mempunyai gaya sendiri, pola pendekatan berbeda. Ia akan selalu tampak manis beda dengan gubernur sebelumnya yang tampak galak jika ada orang yang berani berbuat salah. Ia akan memaki dan tentu saja yang dimakinya malu alang kepalang.

Wajah Senyum Anies yang jarang tampak Marah (megapolitan-kompas.com)
Wajah Senyum Anies yang jarang tampak Marah (megapolitan-kompas.com)

Wajah Anies tentu tidak cocok jika harus marah- marah. Ia adalah sosok yang lembut yang selalu mengedepankan persuasi yang sejuk. Tetapi Jakarta itu keras bung! Apakah preman pasar, centeng yang biasa mabuk dan mengumpat- umpat dihadapi dengan kelembutan. Jakarta itu ganas jika hanya dihadapi dengan senyuman. Ali Sadikin membangun Jakarta pasca orde lama dengan model keras. Ia tidak mudah kompromi dan kadang berpikir keluar jalur, tetapi memang begitulah Jakarta.

Beda Pendekatan Kemanusiaan Antara Gubernur dan Presiden

Ketika dalam kerusuhan itu ia kalah gesit dengan presiden dalam membangun narasi kemanusiaan (Jokowi lebih memprioritaskan pedagang yang terkena dampak kerusuhan di mana tokonya ludes dibakar massa dan barangnya dijarah. Jokowi memang tidak mentolerir segala tindakan perusuh yang bertujuan merusak dan membentur- benturkan TNI dan kepolisian. Sisi humanisme Presiden berbeda dengan apa yang diperlihatkan Anies Baswedan)

Presiden ketemu dengan para pedagang terdampak kerusuhan (nasional.kompas.com)
Presiden ketemu dengan para pedagang terdampak kerusuhan (nasional.kompas.com)

Sebetulnya penulis tidak ingin membandingkan antara Jokowi dan gubernur DKI Jakarta saat ini. Tetapi banyak orang melihat kerancuan pendekatan gubernur pasca kerusuhan. Barangkali ada penulis yang berpendapat lain, menurut saya pribadi aneh Gubernur lebih mementingkan untuk menolong perusuh yang jelas- jelas merusak rumahnya sendiri, daripada membantu keluarganya yang trauma, ketakutan, cemas, dan tentu saja rugi material dan rohani karena kerusuhan.

Seharusnya Aniespun marah pada perusuh mengapa tega merusak fasilitas umum yang diambil dari hasil usaha warganya sendiri, keluarganya sendiri.  Jika perusuh itu terluka, bahkan meninggal bukannya karena ulahnya sendiri. Wong polisi tidak melawan kok ditantang! Kalau akhirnya ia kebentur tembok karena ulahnya sendiri siapa yang disalahkan.

Yang lebih salah lagi adalah aktor di belakang mereka yang berani membayar dan merayu para perusuh untuk melawan aparat. Bayangkan ABG yang tidak tahu tentang politik dengan agresif dan kebencian luar biasa dijejali narasi bahwa ia harus melawan dan kalau perlu menjadi martir bagi perjuangan segelintir orang yang hasrat kekuasaannya sangat besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun