Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kalah Itu Bukan Akhir Segalanya, Pak Prabowo

21 Mei 2019   22:50 Diperbarui: 22 Mei 2019   08:44 1407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
antaranews.Bangka Belitung

Banyak pengguna media sosial gerah dan tidak segera move on. Statusnya selalu melihat ada aroma kegagalan pada rezim yang berkuasa saat ini. Gagal memelihara persatuan, gagal melakukan rekonsiliasi pada dua pihak karena kontestasi pemilu telah membelah pendapat, membuat persaudaraan menjadi renggang, teman saling bersikutan karena beda pilihan.

Menunggu Jiwa Kenegarawanan Prabowo

Yang lebih konyol lagi adalah elite politik yang senang masyarakat berselisih, sengaja memanas- manasi situasi, bertepuk tangan atas perang opini yang memanaskan suasana. Pak Prabowo sejukkan pengikut anda. Ingatkan bahwa perjuangan berat untuk merebut kemerdekaan itu bukan main susahnya. Jangan sampai rakyat tercerai berai karena anda tidak mengakui hasil pemilu ini.

Kekalahan itu memang menyakitkan, tetapi lebih sakit merasa menang padahal sudah jelas- jelas kalah. Kalau dalam permainan selalu ingin menang lalu apa makna permainan. Kalah menang itu jelas aturannya. Jika anda mempunyai skor  satu dan lawan anda mempunyai skor 5 tetapi anda ngotot menang dan menyalahkan juri atau wasit bagaimana logikanya.

Masih ada kesempatan untuk memperbaiki nama baik. Jangan sampai Pak Prabowo tercatat sejarah sebagai tokoh nasional yang menghalalkan segala cara untuk menang. Jika tidak puas ikuti mekanisme hukum. Jangan ajak pendukung anda menabrak aturan, melanggar peraturan yang sudah menjadi kesepakatan bersama. Sebagai mantan prajurit, perwira tinggi anda pasti menguasai pengetahuan bela negara, mengenal sejarah perjuangan bangsa.

Sebagai sosok negarawan butuh jiwa besar anda untuk meredam perseteruan. Hentikan wacana Kecebong dan Kampret, hentikan pelibatan ulama dalam perjuangan politik untuk merebut kekuasaan. Rasanya malu jika Alim ulama ikut mengotori tangan dan jiwanya dengan kegiatan inskonstitusional seakan- akan menghadapi ancaman musuh dari luar.

Musuh Terbesar adalah Diri Sendiri

Musuh terbesar sesungguhnya adalah diri sendiri, godaan terbesar terberat itu adalah hasrat untuk berkuasa. Dan jika hasrat kuasa itu hanya ingin menyenangkan orang- orang yang kecewa karena telah terlempar dari lingkaran kekuasaan, atau orang- orang yang  menumpang ingin menangguk keuntungan atas tujuan politik yang tidak benar- benar berjuang untuk rakyat tetapi semata- amta ambisi orang- orang tertentu.

Percayalah jika anda berbesar hati mengakui kekalahan, nama anda akan dikenang sebagai negarawan sejati. Kecurangan itu menurut saya adalah karena ada orang- orang yang ingin sukses dengan cara salah. Menganggap bahwa politik uang bisa mengarahkan pada kesuksesan meraih pundi- pundi kekuasaan. Jika anda seorang negarawan sejati pengabdian itu bukan hanya di pemerintahan. 

Bisa saja anda kembali mengabdi pada dunia pertanian, mendorong petani bekerja dengan metode pertanian modern, mendorong anak muda kembali mencintai pertanian. Mungkin lahan anda yang ribuan hektar itu bisa dimanfaatkan untuk memberi kesempatan anak bangsa mengolah kembali hasil- hasil pertanian. Jika sukses tidak perlu menjadi presiden untuk menjadi pemimpin. 

Anda akan tetap dikenang sebagai sosok "super" yang berjuang untuk orang- orang mau membangun bangsa. Itu jika anda mau... Jika jalan yang ditempuh anda adalah tidak mengakui pemilu 2109 ini lalu negara mau dibawa ke mana? Masuk ke jurang kelam perang saudara?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun