Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sepenggal Kata untuk Arif Poyuono

18 Mei 2019   07:41 Diperbarui: 18 Mei 2019   07:48 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arif Poyuono (tribunnews.com)

Saya tertegun, kaget dan bingung saat dalam banyak media anda mengatakan bahwa masyarakt tidak perlu membayar pajak karena dipimpin pemerintahan yang tidak sah. Di situ saya merasa anda salah memahami konteks. Apalagi jika anda mengaitkan dengan ajaran Kristus, Kristiani. 

Kristus selalu mengajarkan untuk umatnya untuk taat pada negara, membayar pajak karena itu memang kewajiban warga negara. Sebagai umat yang taat seharusnya selain taat pada ajaran agama juga taat pada negara.

Di situ saya menjadi tidak habis pikir bagaimana anda memahami ajaran agama anda. Saya pikir anda belum sadar bahwa nama babtis di belakang anda adalah pengingat untuk terus mewartakan ajaran lewat jalur politik, bukan berarti melakukan upaya kristenisasi, tapi membumikan ajaran hidup Kristus pada teman- teman anda orang- orang partai untuk mengedepankan perilaku baik sebagai warga negara yang taat pada negara dan taat pada agama. 

Saya tidak berani mengkotbahi anda sebab sayapun masih terlalu cetek dalam mendalami agama. Tetapi paling tidak anda mengurangi blunder untuk mempermalukan ajaran Kristiani yang mengutamakan kasih sayang. 100 persen Indonesia seratus persen katolik. Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar  dan berikan kepada Allah apa yang  wajib kamu berikan pada Allah"...(Injil Markus 12:17)

Bila anda sedikit mengingatkan kepada teman teman anda untuk taat aturan saja maka negara ini akan damai.Terus terang saya kecewa dengan manuver- manuver politik anda. Anda bisa belajar pada perjuangan I.J Kasimo tentang bagaimana berpolitik. Terimakasih. Semoga anda mendengar suara sayup sayup warga negara yang rindu Indonesia damai dan jauh dari hiruk pikuk politik yang mencemaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun