Dalam sejumlah pemberitaan  baik di media online maupun media cetak. Amien Rais meluncurkan gagasan Kedaulatan Rakyat. Setelah jualannya dengan Istilah People Power kurang mendapat respon. Â
Pelaku penggagas People power Eggy Sujana dan Kivlan Zen saja langsung mendapat hadiah berupa status tersangka dan yang turun ke jalan tidak sesuai imajinasi Amien Rais.
 Amien Rais tampaknya memang mempunyai gen pemberontak terhadap apapun keputusan pemerintah. Ia menjadi motor penggerak untuk memprotes hasil-hasil pilpres dan terus mengkritik segala kebijakan Presiden Joko Widodo.
Amien Rais seperti tidak pernah jera melakukan perlawanan. Ia terus berikhtiar membuat kegaduhan demi kegaduhan. Masyarakat sebetulnya lelah dengan segala intrik politik, terutama yang dilakukan elite politik.
Menggagas kedaulatan Rakyat (jadi ingat koran  D I Y dan Jawa Tengah  yang terkenal itu). Apakah ia terinspirasi oleh nama koran daerah tersebut atau hanya mengganti people power dengan Kedaulatan Rakyat.
Kedaulatan Rakyat menurut KBBI adalah kekuasaan tertinggi di tangan rakyat. Arti lain adalah demokrasi. Amien menggagas kedaulatan rakyat untuk melawan kenyataan bahwa pemenang pemilu adalah petahana Joko Widodo.Â
Amien dengan PD nya menganggap bahwa rakyat ada di belakangnya, mendukung dia dan akan menggilas siapa saja yang melawan Kedaulatan Rakyat. Lalu siapakah rakyat menurut imajinasinya. Lihat saja di Jogjakarta sendiri rumahnya tidak ada yang mendukungnya. Suara Amien sayup terdengar.
Tetapi Amien berani mengklaim rakyat ada di belakangnya. Ia merasa bahwa masih ada kekuatan yang membuatnya bisa menggerakkan reformasi seperti yang terjadi tahun 1998.Â
Amien tidak sadar bahwa ketika usia semakin menua ada baiknya istirahat dari hiruk pikuk politik dan tidak usah membuat negara semakin panas oleh isu- isu tentang penggulingan kekuasaan. Kata- katanya memang menggelegar seperti guntur tapi di ruangan tertutup kedap suara.
Amien Rais sangat paham politik. Pemikiran politiknya sebetulnya selalu segar ( itu dulu), tetapi ketika usia semakin menua dan hasrat berkuasanya tidak berkurang, ia mulai terjangkiti oleh sidrom kekuasaan. Tenaganya tidak sebanding dengan hasrat politiknya yang masih membara.
Amien seperti ingin menunjukkan bahwa ia masih lebih baik dari presiden sekarang. Dalam pikirannya jutaan orang ada dibelakangnya dan ia yakin bisa menggerakkan jutaan orang menggeruduk lembaga resmi negara. Amien terlalu PD.Â
Hidup dalam alam halusinasi tidak menerima kenyataan bahwa dalam ajang kontes pemilu harus ada pemenang pemilu. Ia mendukung calon presiden yang dalam quick count kalah suara dengan Jokowi. Ia selalu hadir bersama Prabowo meneriakkan kemenangan, sujud syukur atas hitungan internal BPN yang entah metode hitungannya seperti apa?
Kenapa Amien Rais selalu ingin melawan Jokowi, selalu ingin melemahkan kedudukan sah pemerintah yang didukung oleh rakyat juga. Melawan gravitasi, melawan arus dan senang jika pemerintah pontang- panting meyakinkan rakyat untuk tidak terpancing ajakan makar, demonstrasi menggugat keabsahan perhitungan KPU. Sampai kapan Amien Rais sadar bahwa membela rakyat tidak harus menjebak rakyat untuk selalu hidup dalam konflik.
Rakyat sudah lelah dengan segala intrik elite politik. Istirahat saja di rumah. bisa saja ia menjadi penjaga demokrasi dengan menulis dan memberi masukan dengan keluasan wawasannya pada masalah politik.Â
Tetapi rupanya ia masih ingin eksis, memelihara popularitasnya dengan membuat gerakan- gerakan yang merepotkan orang banyak. Kapan Istirahat Mbah Amien. Biarlah yang muda yang bergerak anda cukup  di rumah menonton TV.
Saya terus terang lelah melihat wajah- wajah politisi yang tidak capek- capeknya menggiring opini seakan- akan rakyat mendukungnya. Sudahi klaim dukungan rakyat. Rakyat lebih suka hidup nyaman, bekerja tanpa gangguan isu- isu yang meresahkan. Kalau anda ingin tetap kritis tulis saja gagasan anda layangkan ke surat kabar, atau bikin status di media sosial. Kami lelah mendengar, People Power, Makar. Dan Kedaulatan Rakyat yang anda usung sekarang sudahkah ijin dengan koran lokal tempat anda tinggal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H