Saya yang masih memeluk hasrat duniawi merasa sia sia dengan suluh para pemuka agama yang membingungkan. Mereka berdiri dipihak siapa, mengajarkan kebaikan apa, memberi teladan apa. Mereka sibuk mengurusi politik tetapi lupa membentuk akhlak jemaahnya. Membiarkan masyarakat terbelah dengan tuntunan yang beda antara pemuka agama satu dengan yang lainnya. Kebenaran siapa yang bisa dipegang sebagai suluh penerang bagi gelapnya rimba raya perilaku manusia.
Mengaku beragama tetapi membiarkan umat saling bunuh. Mengaku memegang kunci surga tetapi kata- katanya menyakiti sebagian umat manusia. Suluh atau lilin tidak akan berguna jika ia menyala ketika matahari terang merekah.
Ulama Kembalilah menjadi suluh dalam kegelapan bukan menumpang di tempat yang sudah terang benderang. Anda mungkin menderita karena pancaran cahaya tetapi membuat bahagia yang telah tertolong oleh cahaya yang terpancar dari diri anda. Sayangnya masih sedikit pemuka agama yang memegang teguh ajarannya dengan berdiri kokoh tanpa terombang- ambing oleh nafsu dunia yang memabukkan.Â
Apalah saya pemahaman agama yang hanya sebutir debu tidak mampu memahami misteri kehidupan ini apalagi memahami para pemuka agama yang sibuk mewakili para politisi yang sedang ingin diakui sebagai pemimpin.Kehormatan Ulama dan pemuka agama itu bukan karena ia ingin dipuja tetapi karena pancaran terang dalam dirinya yang membuat ia layak dipuja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H