Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Benarkah Menulis Hanya Buang-buang Waktu Saja?

7 Maret 2019   15:45 Diperbarui: 8 Maret 2019   12:01 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agnes Jessica memilih menulis  daripada menjadi pengajar atau guru matematika sebuah sekolah elite di ibu kota karena ia bisa menjamin dirinya hidup dari novel - novelnya. Andrea Hirata  memutuskan total menulis dan meninggalkan pekerjaanya sebagai pegawai negeri karena dengan menulis ia merasa bisa berkembang dan mampu hidup dari menulis. 

Ia lebih leluasan menyediakan waktu untuk  riset, travelling, keliling dunia tanpa diganggu kegiatan rutin seperti ketika bekerja kantoran yang harus mengikuti aturan kerja, tidak boleh bolos sembarangan dan tentu disiplin masuk dan pulang kantor.

Waktu luangnya banyak untuk menulis, sisanya untuk melakukan kegiatan yang mendukungnya sebagai seorang penulis seperti mencoba melihat situs sejarah, melihat lokasi yang akan ia buat ide untuk menulis, melakukan penelitian kecil terhadap kasus - kasus yang beredar di masyarakat sehingga tulisannya nanti bukan hanya sebatas khayalan tetapi juga ada signifikansinya dengan tempat, pola budaya, bahasa, adat- istiadat dan kebiasaan- kebiasaan suatu daerah hingga tulisannya bisa dikatakan muncul dari kisah- kisah yang berada di tengah- tengah masyarakat.

Bekerja Untuk Menginspirasi Masyarakat

Seorang penulis harus mampu membuktikan bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan positif yang mampu dijadikan sandaran hidup jika ditekuni. Penulis harus mampu mengubah stigma buruk itu menjadi kampanye positif mendorong masyarakat gemar membaca dan menulis.

Untuk menjadi sukses tentu saja penulis tidak hanya produktif dan suntuk sepanjang waktu menulis hingga lupa waktu. Menulis tentu bukan hanya dialog pikiran dengan diri sendiri. 

Menjadi menarik jika menulis mampu menginspirasi, mendorong orang kreatif dan mencerahkan masyarakat yang tengah dirundung duka akibat bencana alam atau sedang ditimpa oleh krisis kehidupan yang memaksa seseorang berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Mati dengan jalan pintas! Itu namanya sia- sia.

Menulis sebagai Gaya Hidup

Jika menulis sudah bisa dijadikan sebagai gaya hidup yang menyenangkan dan mampu menghidupi serta membuka jalan sukses mengarungi hidup dan tidak ada lagi orang yang menyindir dengan nyinyir terhadap pilihan seseorang senang menulis maka penulis akan merasa bahagia karena akhirnya menulis bisa menginspirasi banyak orang untuk selalu berpikir optimis bahwa Tuhan akan memberi jalan pada siapapun yang berusaha keras dan optimis terhadap pilihan pekerjaan yang disenanginya. 

Jadi menulis itu kegiatan positif yang memberi banyak peluang pekerjaan, memberi jalan untuk keluar dari stress dan depresi, menghadirkan selingan yang menyenangkan dan membahagiakan. Tidak ada yang mengatakan Menulis hanya buang- buang waktu saja. Salam Literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun