Jika Anda ke Cengkareng, sering mendengar istilah Jebe. Kalau orang sekitar Pedongkelan, Kapuk, Kamal, Taman Palem, Warga perumnas Jakarta Barat yang hampir semua gangnya diberi nama gunung di Jawa Barat, Gunung Galunggung, Gunung Pangrango.Â
Presiden Jokowi sewaktu masih kampanye mencalonkan diri menjadi Gubernur Jakarta pernah jalan kaki di perumnas Jalan Galunggung.Â
Jebe adalah singkatan dari Jalan Baru. Jalan besar hotmix di pinggiran Mutiara Taman Palem berbatasan dengan tanah kosong milik perumnas.
![suasana sore hari di hari biasa Jalan Baru (Jebe) di sekitar Mutiara Taman Palem Jakarta Barat, keramaian mencapai puncaknya ketika malam Minggu tiba atau beberapa hari menjelang hari lebaran tiba. dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/30/img-5895-jpg-5c5140b6bde5752e4d0897d5.jpg?t=o&v=770)
Selain beraneka ragam pakaian dan HP bekas, di pasar tersebut juga dijual makanan lucu- lucu dari sostel, cakwe, onde-onde sampai susu kacang kedele.Â
Di pasar Jebe, juga ada sales motor dan rokok yang tampak tidak jengah bercampur dengan maraknya pedagang-pedagang yang datang dari siang hingga malam hari. Tiba- tiba gebyar lampu, riuhnya musik, serta derungan motor bercampur menjadi satu.Â
Jebe menjadi hidup bila malam tiba. Anda tinggal memilih makanan yang disuka. Mencoba menawar baju- baju model terbaru hingga celana jeans yang dipajang di patung manekin dan tidak lupa, terdengar lagu-lagu dari musik VCD bajakan. Mau kaca anti gores sambil ngemil sostel (sosis telor), tinggal siapkan saja uang pas.Â
Di Jebe hampir semua barang yang Anda lihat di mal ada di Jebe tentunya bukan barang branded, tapi barang itu sudah cukup mewakili gaya hidup kaum urban kota yang berkantong pas-pasan. Â
Hal yang perlu diketahui, terkadang diJebe juga ada pembeli dengan mobil mulus yang mampir dan parkir di kompleks Mutiara Raman Palem, tetapi makannya nyebur di lapak- lapak kaki lima di sepanjang Jebe.
Jangan coba-coba melewati jalan ini pas malam minggu, Anda pasti pusing dengan lalu lalang motor, serta pejalan kaki yang hendak melihat lihat keramaian, serta pembeli yang numpang jajan makanan seperti nasi goreng, soto lamongan, ayam geprek, es kelapa muda, aneka jajanan sosis serta minuman aneka rupa.Â
Inilah mal rakyat. Dari Ujung Boulevard dekat RSUD sampai dengan Rusun Tzu Chi padat oleh pedagang yang berjualan. Bagaimana dengan anak- anak? Mereka bisa bermain odong-odong hingga balon besar. Tidak harus ke pusat mainan di mal, dengan harga terjangkau, mereka bisa berbelanja sepuasnya.
![Lokasi strategis, dekat rumah sakit (RSUD Cengkareng), Perumnas, Mutiara Taman palem, Rusun, Apartemen City Resort membuat foodcourt ini sering diserbu pembeli saat akhir pekan tiba atau saat malam, suasana tampak hidup. dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/30/img-5900-jpg-5c51428a12ae9423de2fd965.jpg?t=o&v=770)
Menghitung pendapatan para pedagang tentunya tidak sedikit perputaran uang dari berdagang di jalanan. Merekalah sebenarnya para pelaku yang menggerakkan ekonomi rakyat.Â
Kemeriahan pasar dadakan atau bisa diistilahkan "mal kaget" memberi pendapatan pada para pengusaha kecil yang lebih memilih menjadi pengusaha daripada menjadi pegawai.Â
Bisnis "mal kaget" itu cukup banyak peminatnya, tentu juga karena ada permintaan, ada pembelinya maka semakin lama banyak pedagang yang memadati jalan- jalan yang bisa digunakan untuk sarana berdagang dadakan.
Kalau ingin maju tidak perlu mengeluh, banyak peluang hadir di kota sebesar Jakarta ini. Modalnya adalah nekat, tekun dan jangan gengsi. Peluang akan selalu ada selagi ada semangat untuk mencari celah usaha.
Ujian dari para pedagang kaki lima itu adalah pungutan liar dari para preman, terkadang juga Satpol PP akan bertindak jika terjadi operasi pedagang, terutama kepada pedagang illegal.Â
Jakarta memang penuh dengan jutaan pengusaha yang berdikari yang hidup dari UMKM. Hampir setiap sore secara bergiliran di sekitar Cengkareng Timur, Daan Mogot Estate, Cengkareng Drain (dekat kampung Ambon) bergiliran para pedagang menggelar dagangannya.Â
Guna melihat dagangan mereka dilihat, para pedagang menggunakan penerangan lampu dengan mesin genset yang dikelola bersama mereka. Cukup gigih meskipun cara dagang seperti itu cukup beresiko.
![Lapak Dekat Universitas Gunadarma Sekitar 300 Meter dari 400 meter dari Mal Taman Palem ini mulai ramai selepas senja sampai malam seperti mal terbuka. dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/01/30/img-5889-jpg-5c51444b677ffb4099057a13.jpg?t=o&v=770)
Kesuksesan pedagang pasar Jebe yang ulet dapat dilihat dari pedagang Cakwe yang mangkal di depan RSUD, laris manis diserbu pembeli. Bila sudah fanatik pasti pembeli akan kembali dan menjadi langganan tetap.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI