Kalau iman kuat dan beragama secara tulus tidak disusupi oleh kecurigaan, setiap umat beragama tentu akan berlomba- lomba dalam kebaikan. Lalu kenapa harus takut dengan sibol salib sementara dalam persepsi umat katolik Salib itu lambang penderitaan, lambang beratnya menanggung beban iman sebagai minoritas.Â
Di Eropa Gereja- gereja sepi, bahkan sebagian mungkin sudah  beralih menjadi masjid, atau bangunan lain. Umat yang masih rajin ke gereja hanyalah manusia renta yang akhirnya sadar untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Ketakutan- ketakutan Kristen bukan dengan agama lain tapi dengan lunturnya kepercayaan pada agama.Â
Mereka lebih mengagungkan teknologi, lebih memuja gadget yang seakan tidak  bisa lepas dari tangan. Coba, banyak anak muda, orang- orang yang merasa muda yang keranjingan gadget akan sangat kelimpungan jika kehilangan HP daripada kehilangan waktu berdoa. Tuhan baru masyarakat sekarang adalah teknologi dan karena hidup di era modern yang praktis dan serba instan harusnya ketakutan kaum beragama adalah pada teknologi itu bukan pada simbol- simbol agama yang sudah akrab dilihat sejak dulu kala.Â
Rohaniwan saja sudah pusing menghadapi gempuran atheisme, pemujaan pada barang barang duniawi apa sempat melakukan ekspansi untuk menggembosi umat beragama lain? Seharusnya semua agama saling bekerja sama untuk memerangi pemujaan pada agama baru bernama teknologi canggih.Â
Dengan teknologi canggih drone misalnya perempatan jalan jadi terlihat seperti salib. Trotoar di Solo terlihat menjadi ornamen salib karena gambar sepotong sepotong. Jika anda membentangkan tangan di pagi hari terlihat bayangan salib terkena cahaya pagi.Â
Orang kalau terus berpikiran negatif akan selalu waspada karena secara tidak sengaja menemukan simbol simbol yang tidak berkenan di hati. Coba kalau tidak ada foto dengan memakai drone apakah sadar bahwa ornamen dititik nol kota Solo itu bentuknya salib.
Tetap fokus. Jika  iman kita kuat apapun pengaruh budaya dari luar diri kita tetap saja tidak akan menggoyahkan keteguhan iman karena Tuhan akan melindungi anda. Yang Sholat lima waktu tetap melaksanakannya dengan sepenuh hati, yang ke gereja tetap rajin beribadah, Yang rajin meditasi dan yoga, serta kontemplasi tetap rutin melakukannya. Â
Yang tidak boleh dilupakan sebagai bagian dari masyarakat tolong menolong dan saling membantu wajib hukumnya sebagai sesama warga negara yang sama di mata hukum. Saling menghormati dan toleransi itu yang terpenting. Pilihan boleh beda teman dan sahabat tidak boleh putus. Itu saja. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H