Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Akhir Tahun, 2018 Tahun Intrik Politik 2019 Memetik Buah Kebencian

15 Desember 2018   09:43 Diperbarui: 15 Desember 2018   15:43 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto by Michael Grosicky on unplush kreasi tulisan oleh joko dwiatmoko di photoscape

Masyarakat akhirnya terjebak dalam nostalgia yang sebetulnya kamuflase. Situasi yang berbeda tentu tidak mungkin membandingkan hanya karena kebetulan dulu begini dulu begitu. 

Akhirnya jutaan orang yang mempunyai  pikiran berbeda  oleh sebagian politisi diaduk aduk emosinya. Kebetulan momentumnya tepat. Strategi politik Donald Trump yang menggerakkan istilah Post Truth berhasil menggulingkan Hillary Rodham Clinton, strategi perang Tzun Tzu menghalalkan beberapa strategi licik yang penting menang.

 Itulah gambaran dunia politik sekarang.

Migrasi Budaya Virtual
Dalam Bidang seni budaya wilayah visual masyarakat lebih didominasi dengan budaya hedon. 

Pamer kekayaan pola hidup manusia yang mementingkan apa yang terlihat bukan yang tersirat menjauhkan orang --orang dari hidup sederhana. Akhirnya banyak orang mengandalkan utang untuk memenuhi hasrat badaniah. Berhutang untuk membeli gengsi, memenuhi rumahnya dengan aneka utang yang sebetulnya mencekik leher. 

Banyak orang akhirnya stres tidak kuat menanggung  hasrat dari  keluarga yang ingin dipandang dikagumi karena kemewahan yang digenggamnya. Mereka tidak tahu bahwa kemewahan itu didapat dari keberaniannya berhutang. 

Bayangkan banyak orang makan di restoran mewah, berwisata, atau travelling tetapi menggunakan kartu kredit.

Dalam dunia yang serba digital orang tidak lagi perlu memegang uang, cukup smartphone berbarchode dengan aplikasi pembayaran yang sudah di top up dari rekening bank. 

Mereka bisa makan di restoran, di mal tanpa perlu membawa uang. Transportasi massal nantinya akan menjadi lebih simple cukup membawa satu kartu atau satu gawai beres. 

Semuanya bisa dilakukan tanpa pernah terjadi transaksi langsung menggunakan uang fisik. Begitu dimanjanya orang hingga merubah paradigma budaya. Semua serba virtual semua serba digital dan semua memakai paket data internet.

Maka banyak manusia akan kelimpungan jika tidak mempunyai kuota internet karena salah satu nyawa manusia sekarang adalah paket internet dan tentu gawai. Android telah menggantikan smartphone lain berbasis teknologi yang lebih jadul...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun