Sebagai pegawai jaman Orde Baru kedua orangtua saya harus setia mendukung Presiden yang berkuasa. Presiden adalah pemimpin yang menggaji pegawai negeri dari kota sampai seluruh pelosok Nusantara. Kesetiaan pegawai negeri mutlak agar statusnya sebagai pegawai negeri tidak tamat.Â
Keistimewaan pegawai negeri jaman dulu adalah jaminan kesehatan keluarganya, mendapat bantuan beras meskipun hanya jatah yang kualitasnya agak memprihatinkan. Bau apek dan warnanya kekuningan. Mengenai gaji ya jangan ngarep bisa makan di restoran. Setiap bulan ibu saya yang hanya guru SD terus menghitung potongan-potongan seabrek.Â
Gaji selalu minus karena potongan- potongan yang berderet. Untungnya kami tinggal di desa, Untuk makan sehari- hari kami mengandalkan  hasil sawah dan ladang yang tidak seberapa. Jangan harap bisa bergaya hidup seperti orang kaya.Â
Tapi bagi orang sekitar kehidupan kami jauh lebih baik karena kami lebih dulu mempunyai motor, TV yang bagi kebanyakan orang desa itu benda ajaib yang sungguh muskil dimiliki. Nah dari situ kami mesti bersyukur.
Keluarga Pegawai Negeri Keluarga Golkar
Orde baru  kami sebagai keluarga pegawai negeri otomatis adalah kader Golkar. Ayah  seorang Penilik sekolah. Semua pegawai negeri telah didoktrin bahwa hidup pegawai negeri itu mengabdi pada Golongan Karya. Tidak mungkin memilih partai lain karena kami memang digaji oleh Golkar.Â
Maka ketika SMA saya ikut rombongan partai kampanye untuk Golkar. Waktu itu hampir semua anak pegawai negeri tahunya Golkar karena setiap hari doktrin itu selalu menempel dalam benak pegawai negeri.
Kuatnya pengaruh Soeharto sebagai presiden tentu menutup kemungkinan bisa berpikir untuk mengganti kekuasaannya. Wajah yang nampak selalu senyum itu akan terus tersenyum bila tidak ada revolusi yang melengserkannya dari tampuk kekuasaan. Sebagai keluarga pegawai negeri kebebasan memilih amat dibatasi. Hak politik dipersempit dan kemungkinan kemungkinan untuk melompat  ke gerbong partai lain terasa mustahil.
Orde Baru memang telah menancap kuat dalam seluruh sendi- sendi kehidupan. Birokrasi dari tingkat pusat sampai desa telah didominasi oleh Golongan Karya partai pemerintah. Sebagai keluarga pegawai negeri kami memang mempunyai keistimewaan yaitu jaminan pensiun, pendidikan.Â
Tetapi hak politik tertekan karena doktrin yang sudah mengakar kuat. Setelah pensiun dan Orde baru bubar akhirnya Ayah ibu saya bisa bebas menentukan pilihan politik.
Nostalgia Orde Baru Sudah Usai