Masalah Kelima Guru perekonomian. Banyak guru terutama honorer tidak menerima upah sepadan dengan beratnya tugas sebagai guru. Mereka hanya digaji berdasarkan rasa kasihan Guru tetap atau PNS yang mau menyisihkan sebagian uang untuk mengupah guru honorer. Sekarang persoalan guru honorer menjadi semakin pelik karena sebagan besar menuntut mereka untuk segera diangkat menjadi guru tetap atau PNS.
Persoalannya banyak guru honorer yang kompetensinya tidak sepadan dengan tuntutannya, itu menjadi persoalan pelik karena rawan dimanfaatkan oleh politikus untuk menggoreng dan memanfaatkan kelemahan pemerintah untuk menjadikan isu guru honorer sebagai senjata melemahkan pemerintah.
Masalah Keenam dari penelitian salah satu perguruan tinggi sekitar 63 % guru terindikasi paham radikal yang menyebabkan persoalan serius pada pendidikan yang mengarahkan siswa untuk bersikap intoleran terhadap agama dan kepercayaan lain.
Munculnya bibit bibit radikalisme yang berasal dari guru tentu sebuah persoalan besar karena guru adalah sumber pengetahuan dan pembentuk karakter siswa. Jika guru tidak mengajarkan pengetahuan yang memberikan dampak positif pada siswa tentu tinggal menunggu waktu bahwa bangsa ini akan mudah dihancurkan dari dalam.
Sesuai kompetensi guru harus memiliki attitude yang baik, luas pengetahuannya, mampu memberikan contoh yang baik untuk siswanya sehingga siswa- siswa mampu diharapkan sebagai penerus masa depan bangsa. Kalau guru gurunya masih kesulitan secara perekonomian, gagap teknologi, mempunyai sifat malas untuk terus menjadi manusia pembelajar maka siswa sebagai generasi masa depan tentu akan kehilangan jatidiri. Mereka seperti laying-layang putus yang terbang ke sana- ke mari tidak tentu arah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H