***
Pelan- pelan kudengar detak jam di dinding rumah sakit, samar- samar dan semakin nyaring...Tangan lembut itu dengan sabar menyeka kulit kusamku, wajah cekungku dan bibirku yang penuh luka. Ia menatap lembut dan dengan sabar hingga pelan -- pelan kuberanikan matanya. Tertumbuk oleh sinar cahaya matanya... jantungku mulai berdetak cepat... ada keteduhan dimatanya yang beda dengan wajah yang mirip dengannya. Mungkinkah aku kembali jatuh cinta? Ah, masih jauh aku masih harus berjuang untuk diriku dan akupun masih takut hatiku terluka semakin dalam...Mungkin cukup kunikmati saja keteduhan matanya...biarlah dalam diamku aku ingin mengobati lukaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H