Semakin tua, dewasa seseorang semakin banyak hal yang dipikirkan, semakin banyak tantangan dan rupa - rupa cobaan yang menghampiri hidup. Tiap orang sudah diberi jatah untuk menerima berbagai masalah baik besar maupun kecil.Â
Kalau seseorang tidak siap menerima resiko dari masalah- masalah yang muncul dan cenderung menundanya suatu saat akan menjadi bom waktu yang akan semakin membuat seseorang terpuruk masuk dalam jurang persoalan yang susah dipecahkan. Saking banyaknya seseorang menjadi frustrasi, stres hingga akhirnya mengalami gangguan jiwa.
Menulis Sebagai Solusi Keluar dari Masalah
Jika masalah itu masih dalam skala kecil sebaiknya segera dicari solusinya. Ada banyak cara misalnya curhat ke teman, atau jika sudah punya pasangan bisa saling berdiskusi tentang masalah-masalah yang dihadapi. Beban tidak bisa ditanggung sendiri dan masalah-masalah dihadapi harus segera mendapat penyelesaian.Â
Berdoa juga menjadi salah satu solusi untuk mengurai masalah dengan pikiran dan jiwa yang tenang. Apakah ada cara lain selain berdoa, berdiskusi, curhat kepada teman. Banyak orang mengalihkan masalah atau mengurai masalah dengan menulis.Â
Menulis itu adalah salah satu cara untuk memelihara kewarasan pikiran dan kewarasan jiwa. Tentu bukan menulis sembarangan dengan tujuan jahat semisal menebarkan berita bohong untuk tujuan politis.
Menulis dapat memelihara kewarasan karena di samping banyak masalah bisa diurai dan dicari solusinya menulis juga meningkatkan daya ingat. Dengan menulis kepikunan dapat dicegah. Otak yang berpikir, dinamis dan terus mencari pengetahuan demi pengetahuan baru membantu seseorang memelihara daya ingat.Â
Jika menulis sudah menjadi kebiasaan akan mudah bagi seseorang  untuk menuangkan ide dan pikirannya. Dengan demikian unek --uneknya tersalur. Jika kebiasaan menulis sudah menjadi semacam kebutuhan atau perlu disalurkan entah untuk menulis artikel, karya ilmiah, jurnalistik,menulis skenario, puisi, cerpen, novel, opini. Jika menulis sudah menjadi peluang berkarir sebaiknya ditekuni secara total.
Dari Hobi Menjadi Profesi
Mereka yang memilih total sebagai penulis tentu sudah menimbang matang- matang dampak dari pilihannya sedangkan yang hanya hobi menulis dapat memberi efek positif bagi kewarasan berpikirnya.Â
Seseorang yang senang menulis biasanya dimulai dari kesenangan membaca. Dengan menyerap berbagai referensi otomatis banyak ilmu yang terserap.Â
Seseorang tidak akan grusa-grusu melontarkan pendapat tanpa data yang valid. Seseorang yang terbiasa menulis, terutama jika menulis jurnal pengetahuan dan opini pedas tentang berbagai bidang, harus menyertakan referensi. riset dan mengamati apa yang hendak dituliskannya. Tentu bukan sekedar asal njeplak, asal melontarkan ide tetapi tidak disertai dengan data yang terpercaya.
Seorang penulis profesional tentu akan menulis berdasarkan data dan akurasi pengetahuan yang presisi. Jika menulis asal comot, copy paste, njiplak sana-njiplak sini umur sebagai penulis lebih pendek. Apalagi hanya mengandalkan kalimat-kalimat bombastis yang dangkal kadar pengetahuannya.Â
Jika menulis itu sebagai bagian memelihara kewarasan tentu seseorang yang senang menulis harus tetap update pengetahuan, dan mencari perimbangan artikel untuk menulis serius bukan hanya grasak-grusuk mengritik, mencaci tetapi dirinya sendiri masih banyak  masalah. Kewasan ditentukan oleh attitude yang menyertai pribadi seseorang yang hobi menulis.Â
Dengan menulis seseorang terbiasa berpikir runtut. Selalu memperbarui diri dan terbuka terhadap masukan dan perubahan di sekitarnya. Tidak mungkin seseorang yang hobi menulis hanya mengandalkan imajinasi semata, hanya mengandalkan ingatan-ingatan yang pernah muncul.Â
Tentu seorang yang sedang menulis ingin tulisannya menjadi inspirasi, sumber pengetahuan dan berguna paling tidak bagi dirinya sendiri dan jika sering menulis di media sosial, media mainstream dan media online akan membuat peluang pekerjaan dan kesempatan bertekun sebagai penulis profesional.
Seseorang yang memilih bekerja menjadi penulis pasti pernah merasakan  takut jika tidak mempunyai pendapatan tetap, karena tergantung pada honor menulis yang belum tentu sama setiap bulannya.Â
Perlu belajar dari mereka yang sudah berani memilih menjadi penulis profesional. Tetapi jika menulis hanyalah sebagai sambilan diantara kesibukan sebagai abdi negara, karyawan swasta, dosen, guru, buruh, pengacara, ustaz, penceramah, motivator dapat menjadi nilai plus karena disamping berpenghasilan tetap tetap bisa menyalurkan hobi yang bisa jadi dapat menambah pundi-pundi uangnya dari hasil pekerjaan sambilan tersebut.
Menulis adalah bagian dari aktualisasi diri, tetap menjaga kewarasan dari jebakan-jebakan tulisan-tulisan hoaks yang patut bertebaran dan terutama komentar-komentar tidak bermutu yang hanya akan memicu perpecahan bangsa.
Memelihara Kewarasan dari Serbuan Informasi Hoaks
Mari memelihara kewarasan jiwa dengan bekerja penuh mewujudkan kesejahteraan, tidak ada salahnya menulis karena siapa tahu  beruntung bisa menjadi penulis yang menjadi rujukan banyak orang. Tetapi kalaupun tidak menjadi penulis aktifitas menulis dapat menjadi terapi efektif untuk  melepaskan beban masalah yang menghimpit pikiran.Â
Dengan demikian resiko sakit jiwa  berkurang karena masalah- masalah yang muncul setiap hari bisa terpecahkan dengan cara menulis. Mari memelihara kewarasan pikiran. Salam Damai Selalu.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H