Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Puncak Perseteruan Kata-kata

11 Oktober 2018   15:42 Diperbarui: 11 Oktober 2018   15:55 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penghancuran gedung-gedung tempat manusia menyesap kasih sayang Tuhan dengan bermeditasi, berdoa khusuk dengan kata-kata yang yang muncul dari relung jiwa. Tuhan tahu meskipun manusia tidak berucap, Tuhan tahu meskipun  kata- kata manusia  sering menimbulkan salah persepsi bagi manusia lain.

Perseteruan kata telah menancapkan dendam yang susah terhapus, ia akan menjadi stigmata yang akan dikenang sepanjang hidup, ia adalah teror yang terus bergema dalam sanubari. Kebencian  meletup-letup hingga yang muncul hanya cinta buta, buta karena kepentingan buta hanya karena kesetiaan yang penuh nafsu kuasa.

***

Agama dan Puncak Perseteruan Kata

Aku begitu gagap dengan serentetan kata-kata yang datang dan pergi. Dalam ruang ruang sunyi tetapi gaduh oleh umpatan. Sampai kapan kita, kamu, mereka, ayang , mbeb, mas, mbak, akang, eneng, nona,  tuan, puan harus saling menyakiti lewat kata-kata.

Tidak adakah kesempatan  berangkulan merayakan perbedaan dalam satu kayuh kebersamaan. Mengapa harus selalu gaduh. Satu Indonesia merayakan perbedaan dalam keceriaan. Keyakinan adalah pertanggungjawaban manusia pribadi terhadap Tuhan yang mencipta,  memaksakan keyakinan untuk sekedar penyeragaman itu bulsyit.

Boleh jadi aku adalah bagian dari makhluk yang datang  menyediakan waktu untuk menulis. Tersirat aku ikut menyumbang kata-kata terhadap gaduhnya media maya yang tanpa sopan memuntahkan kata-kata provokatif hingga persaudaraan sebangsa menjadi terbelah. Tetapi aku mengelak jika aku menjadi sumber masalah bagi puncak perseteruan kata-kata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun