Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menikmati Pameran Lukisan Pasien RSJ di Harmoni Central Busway

8 Oktober 2018   15:06 Diperbarui: 8 Oktober 2018   18:35 2697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mungkin hanya segelintir penumpang bus transjakarta yang sempat melirik karya lukis yang dipamerkan dengan tema fertival bebas batas karena mereka sibuk mengejar bus dan waktu menunggu dimanfaatkan dengan menikmati hiburan dari gawai(dokumentasi pribadi)

Di akhir hidupnya van Gogh lebih nyaman hidup diantara orang-oranng yang divonis gila.

Karya lukisan van Gogh yang melebihi "zamannya" waktu itu tentu masuk dalam kategori karya "orang gila".

Tapi di balik kegilaan vah Gogh karyanya masih tersimpan rapi tanpa ada tanggapan berarti dari penikmat seni pada zamannya. 

00 tahun kemudian baru terlihat bahwa karya-karya Vincent van Gogh amat luar biasa. Dan sampai sekarang karya-karyanya masih sering dibicarakan oleh penikmat seni, kurator dan kritikus seni.    

mungkin hanya segelintir penumpang bus transjakarta yang sempat melirik karya lukis yang dipamerkan dengan tema fertival bebas batas karena mereka sibuk mengejar bus dan waktu menunggu dimanfaatkan dengan menikmati hiburan dari gawai(dokumentasi pribadi)
mungkin hanya segelintir penumpang bus transjakarta yang sempat melirik karya lukis yang dipamerkan dengan tema fertival bebas batas karena mereka sibuk mengejar bus dan waktu menunggu dimanfaatkan dengan menikmati hiburan dari gawai(dokumentasi pribadi)
Barangkali Sujud Dartanto sebagai kurator ingin menunjukkan bahwa dibalik karya-karya biasa mereka yang bergulat dengan kejiwaannya tersimpan ide dahsyat melihat sesuatu yang belum disadari oleh orang biasa.

Pameran Aneka Rupa Lima RSJ ini sebuah terobosan meskipun hanya satu dua orang yang benar-benar fokus melihatnya karena di Halte orang-orang cenderung bergegas, mengejar jadwal bis dari satu tempat ke tempat lain. Sambil antre mereka lebih fokus bercengkerama dengan gadget, berjejal di lorong antrean.

Jika mengamati lebih detil karya mereka kebanyakan bukanlah masalah teknik teoritis berkarya seni, tetapi lebih pada ekspresi dan roh karya mereka.

Goresan mereka "jiwa ketok " yang ditampilkan. Suara-suara bathin yang terpasung, sebuah pencarian diri dari memori-memori yang hilang lenyap, tertikam masalah demi masalah.

Manusia kota dengan problemanya, mungkin masuk mereka yang bercita-cita tinggi mengawang- awing melebihi batas kemampuan yang tergariskan.

Ketika ekspektasi tidak tercapai, ada semacam pemeberontakan dalam jiwa, kecewa, panik, tidak percaya hingga akhirnya terjebak dalam stress berlarut hingga depresi lalu  jiwa mereka lelah.

Melukis adalah salah satu  ekspresi untuk melepaskan ketegangan jiwa, membuang unek-unek yang mendekam di jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun