Unik melihat lukisan orang-orang gila yang ditampung di RSJ, orang tidak bisa mengkategorikan bagus atau tidak lukisan yang dipamerkan.
Tetapi ekspresi yang mereka tuangkan tentu adalah ungkapan kegundahgulanaan mereka dalam menghadapi kehidupan yang penuh kerumunan masalah. Mereka gagal berdamai seperti orang normal lainnya.
Setelah mengalami stres, depresi, ingatan terganggu hingga terjebak masuk dalam dunia yang tidak mereka mengerti.
Menyembuhkan kerapuhan jiwa dengan Melukis
Di rumah sakit jiwa. Mereka berproses untuk menemukan diri kembali, menjumput ingatan yang sebagian lupa dan terlupakan. Banyak memori hilang, banyak kesadaran sebagai manusia lenyap berganti dengan fatamorgana, ilusi.
Akhirnya dunia mereka seperti mimpi. Tidak ingat bagaimana manusia seharusnya malu bila telanjang, tersipu jika bertingkah aneh. Sebuah dunia yang membuat mereka ditepikan, disingkirkan dari pergaulan orang normal.
Lukisan-lukisan yang dipajang itu memberi simbol, rasa, gambaran, kegelisahan jiwa mereka. Banyak seniman sebetulnya normal senormal-normalnya namun pemikiran mereka dianggap apnormal oleh orang biasa.
Keantikan seniman karena paradigma dan imajinasinya  yang berbeda dengan orang kebanyakan membuat kebanyakan seniman disingkirkan atau sengaja disingkirkan masuk dalam dunia aneh yang dikategorikan gila.
Lukisan " orang gila" atau yang disebut sakit jiwa adalah ekspresi luar biasa. Susah secara medis mendorong mereka fokus mengerjakan satu tugas dengan menggunakan motorik mereka.
Pembimbing mereka tentu sangat sabar mendiamkan mereka untuk menyelesaikan lukisan.
Penulis lantas teringat pada beberapa pelukis yang akhirnya akrab dengan rumah sakit jiwa. Yang paling terkenal adalah Vincent van Gogh.