Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Langkah Berat Agus Harimurti (dalam Bayang-bayang) Yudhoyono

20 September 2018   10:18 Diperbarui: 20 September 2018   10:26 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagai sipil AHY harus bisa lepas dari bayang SBY dan membangun brand sendiri yang berbeda dengan gaya SBY (instagram/agusyudhoyono)

Ia cucu Sarwo Edhi Wibowo, jendral yang ikut andil menumbangkan Orde Lama. Pelajar berprestasi  dan tentara berbakat. Di SMA Taruna Nusantara dan Akmil mentalnya digembleng.

Lulusan Akmil mentalnya sudah teruji, sesudah keluar dari kawah candradimuka, tempat penggemblengan calon perwira jalan membentang untuk menjadi pemimpin masa depan. Banyak generasi potensial menjadi pemimpin masa depan.  

Karier Gemilang Terhenti karena Hasrat Politik SBY

Agus Harimurti  adalah salah satu pemuda berprestasi tersebut. Penerima penghargaan Adhi Makayasa lambang lulusan terbaik satu angkatan. Kariernya gemilang, pangkatnya cepat naik karena prestasinya. Ada Yudhoyono di belakang namanya mengambil nama dari Susilo Bambang Yudhoyono.

Semua orang tahu nama itu pernah menjadi pucuk pimpinan tertinggi negara. Boleh jadi nama itu adalah berkat tetapi sekaligus beban bagi Agus Harimurti. Ia selamanya selalu dalam bayangan nama besar ayahnya yang mantan presiden, pendiri Partai Demokrat.

Karier Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentu mengagumkan di bidang militer, birokrasi pemerintahan, hingga pucuk pimpinan partai. Sebagai ayah yang baik SBY terus menggadang-gadang Agus Harimurti juga semengkilap dirinya yang mantan Presiden.

Di kala  laju karier militernya sedang meroket, ayah Agus Harimurti seperti berjudi memanggilnya untuk terjun dalam politik praktis. Artinya karier Agus Harimurti di militer tamat sudah. Ia harus merangkak dari bawah sebagai orang sipil untuk menapaki dunia politik penuh intrik, penuh jebakan, trik-trik jahat. Tidak mudah ternyata Agus mengincar posisi gubernur dan wakil Presiden  dengan skenario politik yang dijalankan ayahnya.

Mereka pikir ada kemudahan bagi Agus Harimurti untuk merebut suara rakyat. Rakyat masih menunggu, tentu harus menguji seberapa tangguhnya anak mantan presiden mampu bergerak dalam politik praktis.

Mem-branding Diri dan siap All-out bertarung di pemilu 20124

Semakin lama jalan Agus Harimurti semakin menanjak, peta persaingan di pucuk pimpinan tertinggi  semakin berat. Sebab Agus harus bersaing dengan gubernur muda potensial semacam Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, mungkin saja TGB (Tuan Guru Bajang: Muhammad Zainul Majdi), kalau mau Erick Thohir, dan calon wakil Presiden Sandiaga Uno.

Jalan berat membentang jika ia tidak segera lepas dari bayang-bayang Yudhoyono. Sebab selama SBY masih protektif tidak melepasnya untuk mandiri bekerja dan membangun branding diri, semakin lama dia akan dilibas zaman.

Menjadi pemimpin disamping karena prestasi juga ada faktor luck (keberuntungan). Dalam jagad kepemimpinan Jawa ada istilah mendapat "wahyu keraton".

Bisa jadi Agus Harimurti masih dinaungi bintang terang saat ini, tetapi siapa tahu 5 tahun mendatang sudah muncul generasi baru dengan potensi kepemimpinan menggebrak, atau dari kalangan militer yang mempunyai bintang terang. Yang akan melibasnya hingga akhirnya karier politik Agus Harimurti meredup.

Menjadi Diri Sendiri

Banyak orang memberi saran  selagi masih hangat popularitasnya harus menjadi diri sendiri. Boleh jadi partai demokrat tetap kendaraannya menuju jalur kepemimpinan nasional namun karakteristik SBY harus dikubur dalam-dalam.

Agus Harimurti harus melangkah dengan branding dirinya (bukan seperti sosok SBY yang gampang mengeluh, tersandera oleh anak buahnya yang terjerembab dalam kasus korupsi).

Demokrat harus dibangun dengan gaya milenial yang sama sekali beda dengan gaya SBY. Agus Harimurti harus menerapkan metode baru untuk menaikkan kembali pamor demokrat yang terlalu main aman.

Agus Harimurti harus mempunyai prinsip. Ia harus menapak setahap demi setahap, bangkit dari telikungan kawan-kawan politisinya.

Seperti Jokowi yang akhirnya bisa merengkuh asa menjadi presiden dari kalangan rakyat Agus Harimurti harus meyakinkan masyarakat bahwa ia mampu berdiri tegak tanpa bantuan keluarganya. Ia sudah dikenal tetapi dikenal saja tidak cukup, harus ada jejak prestasi yang tertoreh sehingga masyarakat yakin dengan memilihnya ada jaminan masa depan cerah.

Masyarakat saat ini memang lagi disuguhkan trik-trik politisi yang getol menyerang dan mengorek - korek kekurangan lawan. Banyak politisi bukan berjuang untuk meyakinkan masyarakat bahwa ada target realistis yang akan dikejar calon pemimpin, ada perencanaan matang yang meyakinkan sehingga masyarakat memilih karena programnya yang menarik, malah terus menebarkan fitnah dan berita bohong untuk menyudutkan lawan.

Agus Harimurti mempunyai PR besar untuk memperbaiki performance-nya. Kalau sekalian sipil seperti Jokowi masih bisa dihormati perwira ABRI lalu bagaimana dengan Agus jika nantinya menjadi presiden dengan pangkat terakhir mayor menghadapi anak buahnya yang berpangkat Jendral.

Ia harus benar-benar menjadi sipil yang berjiwa melayani, ia harus mempunyai kecakapan untuk merangkul rakyat dari semua kalangan terutama milenial agar kebijakannya diterima tanpa ada perasaan meremehkan.Bisa?! Waktulah yang akan membuktikan. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun