Menjadi pemimpin disamping karena prestasi juga ada faktor luck (keberuntungan). Dalam jagad kepemimpinan Jawa ada istilah mendapat "wahyu keraton".
Bisa jadi Agus Harimurti masih dinaungi bintang terang saat ini, tetapi siapa tahu 5 tahun mendatang sudah muncul generasi baru dengan potensi kepemimpinan menggebrak, atau dari kalangan militer yang mempunyai bintang terang. Yang akan melibasnya hingga akhirnya karier politik Agus Harimurti meredup.
Menjadi Diri Sendiri
Banyak orang memberi saran  selagi masih hangat popularitasnya harus menjadi diri sendiri. Boleh jadi partai demokrat tetap kendaraannya menuju jalur kepemimpinan nasional namun karakteristik SBY harus dikubur dalam-dalam.
Agus Harimurti harus melangkah dengan branding dirinya (bukan seperti sosok SBY yang gampang mengeluh, tersandera oleh anak buahnya yang terjerembab dalam kasus korupsi).
Demokrat harus dibangun dengan gaya milenial yang sama sekali beda dengan gaya SBY. Agus Harimurti harus menerapkan metode baru untuk menaikkan kembali pamor demokrat yang terlalu main aman.
Agus Harimurti harus mempunyai prinsip. Ia harus menapak setahap demi setahap, bangkit dari telikungan kawan-kawan politisinya.
Seperti Jokowi yang akhirnya bisa merengkuh asa menjadi presiden dari kalangan rakyat Agus Harimurti harus meyakinkan masyarakat bahwa ia mampu berdiri tegak tanpa bantuan keluarganya. Ia sudah dikenal tetapi dikenal saja tidak cukup, harus ada jejak prestasi yang tertoreh sehingga masyarakat yakin dengan memilihnya ada jaminan masa depan cerah.
Masyarakat saat ini memang lagi disuguhkan trik-trik politisi yang getol menyerang dan mengorek - korek kekurangan lawan. Banyak politisi bukan berjuang untuk meyakinkan masyarakat bahwa ada target realistis yang akan dikejar calon pemimpin, ada perencanaan matang yang meyakinkan sehingga masyarakat memilih karena programnya yang menarik, malah terus menebarkan fitnah dan berita bohong untuk menyudutkan lawan.
Agus Harimurti mempunyai PR besar untuk memperbaiki performance-nya. Kalau sekalian sipil seperti Jokowi masih bisa dihormati perwira ABRI lalu bagaimana dengan Agus jika nantinya menjadi presiden dengan pangkat terakhir mayor menghadapi anak buahnya yang berpangkat Jendral.
Ia harus benar-benar menjadi sipil yang berjiwa melayani, ia harus mempunyai kecakapan untuk merangkul rakyat dari semua kalangan terutama milenial agar kebijakannya diterima tanpa ada perasaan meremehkan.Bisa?! Waktulah yang akan membuktikan. Salam.