Jika Anda para pembaca menemukan sketsa di antara deretan kata-kata dalam buku apa reaksi Anda. Paling tidak Anda lebih mudah memahami kata setelah deretan sketsa itu menari-nari bersama kata-kata yang Anda baca.Â
Dalam ilustrasi cerpen entah Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, Republika, Jawa Pos, Kedaulatan Rakyat, suara Merdeka, Harian Pikiran Rakyat banyak karya seniman sketsa sering menghiasi cerpen sebagai bagian dari ilustrasi. Mempermudah pembaca memahami cerita.
Karya - karya Ngantung memotret suasana perjuangan semasa sebelum dan sesudah kemerdekaan, tampak hidup meskipun hanya sebentuk coret-coretan sederhana tetapi sudah bisa menggambarkan situasi seperti rekaman fotografi yang waktu itu masih langka.Â
Kini Komunitas sketsa berkembang pesat. Ratusan karya, bahkan mungkin jutaan karya sketsa hadir. Memotret obyek unik dari sudut kota-kota tua, tempat bersejarah, lorong-lorong sempit kota Jakarta bahkan kamar kostpun menjadi sasaran untuk digambar.
Jika Anda lama menikmatinya akan terasa bahwa ada sentuhan artistik sebuah sketsa yang tidak dipunyai fotografi. Ada banyak teknik dalam sketsa. Dengan goresan rendering, pointilis, garis-garis pendek, torehan tinta yang sengaja dibuat mbeleber, atau ditambah dengan sedikit warna cat air lewat teknik aquarel transparan.
Garis-garis yang muncul itu seperti nyawa senimannya, suasana hati seniman saat menggambar, merasakan suasana terik, remang-remang, mendung bisa dirasakan dalam goresan tersebut. Maka meskipun obyeknya sama, sudut pandangnya sama sebuah sketsa dari satu sketser ke sketser lain tampak akan berbeda tetapi sama menariknya.
Anda penasaran ingin melihat bagaimana sketsa itu, datang saja ke Galeri Nasional Indonesia, saat ini sedang berlangsung pameran Sketsa Re (Kreasi) Garis 4 -- 16 September 2018 di gedung B dan C.Â
Pameran yang diresmikan oleh Ipe Ma'ruf maestro sketsa Indonesia. Dalam Pameran terlihat berbaga profesi yang kebetulan hobi menggambar dan membuat sketsa.Â