Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cerai Itu Momok Menakutkan

17 Agustus 2018   12:05 Diperbarui: 17 Agustus 2018   12:09 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerai itu menakutkan karena memecah harapan keluarga (satu harapan.com)

Dalam kehidupan rumah tangga kata cerai adalah momok menakutkan. Kata itu seperti merepresentasikan rasa putus asa atas hubungan suami istri yang selalu tidak sejalan. Pola pikir dua orang yang berbeda latar belakang keluarga, berbeda kelamin, berbeda dalam memandang tujuan hidup. 

Ketika perbedaan itu benar- benar meneror kehidupan sepanjang hari apapun kata pasangan seakan menjadi pemicu percekcokan. 

Titik pandang perempuan dalam hal cinta terkadang berbeda. Perempuan lebih ingin diperhatikan, sedangkan laki-laki lebih senang jika bisa melakukan pekerjaan yang lahir dari hobi dan kesenangan daripada terkonsentrasi memperhatikan keinginan pasangan perempuannya.

Cerai Sering Keluar dari Mulut Perempuan

Laki-laki merasa tertekan jika terus diusik masalah hobi dan kesenangan. Ia akan merasa terkekang karena kontrol istri yang terlalu "Baper". Pulang telat dicurigai mempunyai gebetan atau wanita idaman lain. Sering pulang  terlambat dan jarang berkomunikasi dikatakan sudah tidak mencintai lagi. Laki-laki jarang memberi hadiah perhatian dikatakan kurang romantis dan tidak asyik lagi.

Masalah- masalah kecil tercatat rapi dalam memori perempuan. Perempuan mempunyai ingatan luas pada kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan pasangannya.Sedangkan laki-laki biasanya cepat melupakan masalah yang menjadi biang pertengkaran. 

Laki-laki sering mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali sedangkan perempuan selalu mencatat dengan amat teliti kesalahan-kesalahan pasangan  yang sudah dilupakan. Karena perempuan sering baper dan ingat selamanya kesalahan pasangan masalah menjadi kian rumit jika pasangannya sering melakukan kesalahan yang sama baik sengaja maupun tidak sengaja. 

Masalah itu akan menjadi pemicu pertengkaran hingga menyebabkan rasa sakit hati perempuan terlibat dan terjebak dalam situasi emosi tingkat tinggi. Saat emosi meninggi itulah perempuan dengan enteng akan mengeluarkan jurus ampuh. Ceraikan saya!

Bagi laki-laki perceraian itu adalah momok menakutkan. Kata cerai sering terlontar karena "emosi"yang tidak terkontrol. Kata itu akan disesali ketika perempuan sudah luluh dan  merasa bahwa ia masih butuh teman berbagi cerita,berbagi keluh kesah, berbagi masalah dan kasih sayang. Setelah emosi reda sepasang suami istri akan kembali lengket dan melupakan tamparan, makian dan kata- kata menohok yang tidak diharapkan itu.

Dampak Buruk Cerai Terhadap Psikologi Anak

Jika kata cerai terdengar oleh anak- anak betapa berat beban psikologi mereka. Bisa jadi anak akan menampakkan kekecewaannya atas persoalan orang tuanya dengan melakukan kegiatan negatif di luar rumah, seperti bergaul bebas dan mengkonsumsi obat-obat terlarang.

Efek "Broken home" orang tuanya membuat anak minder, marah, sedih, galau, cemas, dan perasaan campur- aduk. Maka ketika bertengkar hebat anak jangan sampai tahu masalah orang tuanya. Masalah- masalah berat sebaiknya diselesaikan saat itu juga di tempat paling pribadi di rumah.

Mengapa Perempuan Lebih Emosional dibanding Pria

Dalam beberapa kasus perempuan lebih emosional daripada pria. Ada beberapa pemicunya salah satunya adalah karena perempuan mempunyai hormon estrogen kuat sehingga mempengaruhi fluktuasi emosi apalagi saat datang siklus bulanan.

Tekanan sosial di mana banyak keinginan perempuan untuk tetap tampil cantik, bisa kumpul-kumpul bersama teman-teman sosialitanya terkadang dengan keadaan ekonomi keluarga yang tidak linier dengan keinginan dan angannya yang tinggi membuat tekanan mental dan psikologinya memicu emosinya. Ketika emosi meninggi dan logika berpikirnya terjebak dalam emosi tingkat tinggi satu yang menjadi senjata andalannya adalah" cerai ".

Keinginan Sempurna membuat Perempuan Lebih Emosional

Wanita  mempunyai keinginan menjadi sempurna. Dan terkadang sifat ingin serba sempurna membuat emosinya gampang meledak ketika mendapati situasi yang menghambat "kesempurnaan " tadi. Perempuan akan uring-uringan menyaksikan rumah berantakan, anak- anak yang meletakkan barang sembarangan dan persoalan kecil yang bisa memicu bakat alaminya yang "ceriwis" bila tidak sesuai dengan keinginan.

Perempuan menyukai pria yang perhatian, pengertian serta suka menghargai. Pria senang perempuan yang pengertian, toleran terhadap hobi laki laki sebagai simbol kebebasan dan kenyamanan. Laki laki juga butuh perempuan yang mempercayai  kegiatan laki-laki. 

Pada satu sisi pemicu kata cerai karena masalah tidak sepahamnya dua pribadi terhadap keinginan pasangan. Jadi jika pasangan hidup tidak lagi satu persepsi, satu visi dan  susah merajut kembali luka-luka jiwa yang sudah robek sejak awal maka bencana yang tidak diharapkan itulah yang akan muncul. 

Banyak selebriti kawin cerai karena kesibukan, egoisme, emosi yang tidak terkontrol. Padahal jika setiap pasangan hidup mau sedikit sabar perbedaan itu bisa diminimalisir mendengar keluhan pasangan saat emosi tidak lagi dominan. Ketika pikiran tenang dan suasana santai masalah rumah tangga bisa dipecahkan tanpa saling ngotot ingin memang sendiri. Kuncinya adalah saling pengertian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun