Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Arti Kemerdekaan Bagimu Politikus?

17 Agustus 2018   08:20 Diperbarui: 17 Agustus 2018   08:30 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sumber:sapawarga.com

Politik bukan sekedar transaksi dan bagi bagi kekuasaan tetapi menjadi pelayan rakyat, menjadi pejuang yang tulus bagi kepentingan rakyat. Itu mimpi penulis entah apakah hanya sekedar halusinasi atau sebuah angan yang akhirnya menjadi kenyataan. Tetapi rasanya mustahil mengubah syahwat politisi untuk tidak bermain api. 

Sejak reformasi berjalan, orde baru bubar ternyata masih tertanam dalam benak politisi untuk menggunakan taktif jadul zaman Belanda yaitu Devide et Impera. 

Mereka lupa atau melupakan makna sumpah pemuda Bertanah air satu Tanah Air Indonesia, Berbangsa Satu Bangsa Indonesia, Berbahasa satu bahasa Indonesia.

Demi kekuasaan mereka berupaya saling menjatuhkan, tidak mau mengakui kesuksesan lawan dengan cara gentlemen, tetapi membuat lawan jatuh dengan kampanye-kampanye negatif, menebarkan isu, ujaran-ujaran kebencian.

Sebagai politisi gampang berantem apakah sudah merdeka jiwa mereka? (geotimes.co.id)
Sebagai politisi gampang berantem apakah sudah merdeka jiwa mereka? (geotimes.co.id)
Di usia matang dalam hal kedewasaan berpikir ternyata tingkah politisi seperti menjadi kekanak-kanakan. Kemerdekaan hanyalah slogan tetapi belum dimaknai secara mendalam. Ketika upacara kata- kata itu lantang   terucap tetapi hanya sebatas di mulut tanpa dimaknai dan dilaksanakan.

Sekarang saya hanya berharap kontestasi pemilihan presiden berjalan dengan baik. Para calon lebih mementingkan  bangsa di atas kepentingan pribadi dan kelompoknya siapapun yang menang adalah mereka yang tulus bekerja, tulus membangun bangsa. 

Jangan sampai ketika sudah merengkuh kekuasaan mereka hanya bagi bagi proyek untuk kepentingan sendiri. Sedih, pasti sedih para pendiri bangsa ini jika ternyata yang terekam dalam benak politisi adalah hanya untuk menjarah kekayaan negeri untuk memperkaya kelompok, partainya dan membangun dinasti.

Merdeka!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun