Bukan sekedar Panjangnya kata dan kalimat tetapi Rasa dan jiwa yang bicara
Menulis itu pengendapan rasa, emosi dan jiwa. Sekedar menulis banyak, hampir semua penulis bisa tapi seorang penulis, penyair yang hanya menelurkan beberapa karya tetapi karyanya mampu tercatat sebagai karya masterpiece, itu yang susah. Untuk sampai membuat karya tulis yang efektif dalam kata tetapi mampu berbicara banyak itu memerlukan latihan, pengendapan dan kontemplasi.
Tidak semua penulis bisa. Jutaan orang bahkan milyaran orang mampu menulis tetapi hanya satu dua penulis yang mampu memberikan perbedaan ketika karyanya dibaca banyak orang.
Menulis itu ibarat Makan
Sebetulnya tidak ada tip  manjur, menulis bagi seorang penulis ibarat makan. Ia harus melakukannya sepanjang hari. Asupan rasa  setiap penulis berbeda. Apalagi penyair atau sastrawan yang berkecimpung dalam dunia puisi. Semakin sedikit kalimat dan kata yang mampu mewakili puluhan kata semakin berhasil ia mewujudkan puisi berkelas. Penulis pemula atau penyair pemula tentu akan susah. Mereka harus memastikan penghamburan kata hanya membuat puisi  membosankan. Diksi yang terlalu dibuat-buat akan membuat pembacanya kebingungan menelaah kata-kata baru yang bersayap.
Semakin sedikit kata dan pengulangan-pengulangan tidak perlu, semakin membuat puisi terasa berisi. Untuk sampai tahap penulisan mini kata, seribu makna, perlu permenungan butuh keberanian untuk memangkas kata-kata yang disuka, butuh rasa tega untuk membuang kata-kata tidak berguna.
Berani Memangkas Kata
Saya merasakan betapa besar tantangan ketika saya berusaha memangkas beberapa kata. Kadang ada perasaan tidak tega. Kenapa sudah capai -capai menulis, tetapi harus mengalami pengeditan sampai tersisa beberapa kata saja.
Ada penulis yang suka berpanjang-panjang kata, ada penulis cukup memuntahkan kata sesedikit mungkin, tapi setiap kata, titik, koma, tanda seru, tanda tanya semuanya mampu diinterpretasikan pembaca. Pembaca mampu merasakan bahwa meskipun kata-kata  karya  seorang penulis hanya sedikit tetapi mampu memberikan kekayaan pengetahuan pada pembacanya. Umberto Eco, Paulho Coelho,William Shakespiare,  Ernest Hemingway. Saya menemukan tulisan karya Sapardi Joko Damono dan penyair Joko Pinurbo.
Setiap Penulis Mempunyai Idola dalam Menulis
Tetapi, maaf saya juga tidak mau memojokkan penulis yang senang menulis panjang-panjang. Romo Mangun membaca karyanya, pembaca tentu harus mempunyai nafas panjang untuk memahami kalimat-kalimatnya yang panjang. Memahami Catatan Pinggir Gunawan Muhammad (GM), seorang pembaca tentu harus sering membaca dan mencari  istilah-istilah berat. Karena Karya GM itu cukup pendek tetapi sarat makna. GM selalu menghubungkan setiap peristiwa di seluruh penjuru dunia dengan tarikan makna padat. Tetapi untuk sampai menyukai karya GM pembaca harus siap sering membuka literature, sejarah, politik, sastra, filsafat. Tanpa itu kalian pembaca akan terbengong-bengong untuk memahami bahasanya yang tinggi.