Dalam beberapa hari mood menulis saya benar-benar drop, entah tapi mungkin  karena ada tugas --tugas  yang sangat menyita  energi otak saya. Butuh referensi untuk menyegarkan otak dan mendorong semangat menulis. Saya menjadi kagum pada Kompasianer yang selama sebulan penuh dapat menulis lebih dari tigapuluh artikel. Wow. Sebuah pencapaian yang luar biasa. Tentu idenya selalu mengalir deras dalam kepala, banyak penulis bermunculan dengan energi  besar dan kecerdasan prima, tulisan mereka mendapat perhatian dan sering nangkring di puncak nilai tertinggi atau menaiki tangga populer. Penulis-penulis dengan antusiasme yang tinggi mengawali debut menulis dengan sukses, selanjutnya mereka tinggal menulis dengan konsisten dengan kualitas yang konstan pula.
Tapi apakah mereka tidak bosan dengan menulis sepanjang hari? Apakah idenya selalu datang dan apakah tidak ada kejenuhan? Belajar menjadi lebih baik, melatih diri untuk tidak menyerah dan selalu berharap suatu ketika tulisannya akan menjadi  bagian dari sejarah merupakan salah satu penghiburan penulis. Kadang-kadang penulis memang harus melewati masa sulit, tidak mengikuti alur jalan tol yang lancar tanpa hambatan. Kadang hambatan itu bisa memberi tantangan sendiri pada diri penulis.   Â
Suatu ketika penulis memang harus diam, tidak menulis. Tidak perlu memaksa untuk menulis jika akhirnya tulisan hanya berakhir amburadul. Penulis perlu bermain, mengendorkan otak, merefresh otak dengan  melakukan traveling, atau meditasi dan merenung. Kualitas tulisan tidak ditentukan hanya karena banyaknya tulisan yang dihasilkan tapi sejauh mana setiap tulisan bisa memberi makna pada para pembacanya. Jika tulisan panjang, banyak tapi hanya berisi ide-ide sampah kurang bermanfaat ya sami mawon. Lebih baik menyaring-ide-ide yang mampu memberi  manfaat bagi pembaca.
Lomba Menulis Salah Satu cara Meningkatkan level menulis
Setiap orang mempunyai ketrampilan yang bisa dimaksimalkan. Jika ada seorang  belum mencapai titik batas kemampuan, maka perlu latihan rutin untuk pelan-pelan meningkatkan levelnya sampai batas kemampuannya. Penulis perlu menantang diri untuk memacu dirinya mencapai level tertinggi dari kemampuannya dalam menulis. Salah satu  caranya adalah mengikuti lomba menulis dengan batas waktu yang telah ditentukan. Jika penulis mampu menjawab tantangan dengan memenuhi tenggat waktu batas lomba dan akhirnya bisa menyertakan tulisan dalam setiap lomba maka pencapaian-pencapaian itu akan mendapat apresiasi setimpal soal menang kalah tentu ada faktor keberuntungan dan juga apresiasi bagi yang sudah total dalam mempersiapkan lomba. Semakin sering mengikuti lomba semakin besar kans menang.
Membaca Karya Pemenang Lomba
Membaca bacaan berkualitas tentunya wajib hukumnya bagi penulis. Seorang penulis yang baik adalah selalu belajar, belajar dan belajar. Tidak ada salahnya mencari buku-buku dari penulis profesional yang tulisannya menjadi referensi,atau best seller, atau menjadi rujukan bagi setiap penulis. Bagi penulis yang ingin menulis novel fiksi sejarah tidak ada salahnya membaca karangan Pramudya Ananta Toer, Jika ingin menulis cerpen yang baik sudi kiranya membaca karangan Kuntowijoy0, Budhi Darma, A S Laksana, Budi Sardjono,Putu Wijaya, Seno Gumira Ajidarma,Agus Noor, Puthut EA, Triyanto Triwikromo, Bahkan bisa juga membaca karya-karya penulis muda tapi sarat prestasi seperti  Norman Erikson Pasaribu, Dea Anugrah, Rio F Johan, Mario F lawi, Faisal Oddang.
Masih banyak penulis lain yang mampu menembus pencapaian gemilang sebagai penulis berprestasi. Meskipun begitu jangan minder hanya karena banyaknya penulis pendatang baru yang mengisi ceruk sebagai penulis. Selalu diingatkan bahwa setiap  penulis mempunyai jalannya sendiri untuk menggapai mimpi, menggapai cita-cita. Keberuntungan itu milik siapa saja di segala usia. Jika ingin menulis tetaplah konsisten menulis, tulisan apapun jika dilandasi dengan kesenangan, totalitas dan konsistensi tentu akan berguna suatu saat.
Menulis dengan Totalitas
Selain mempelajari tulisan yang bermutu ada satu lagi yang perlu diperhatikan yaitu totalitas saat menulis. Setiap orang mempunyai karakter tersendiri dalam menulis, jangan patah arang jika ternyata jumlah pembaca masih sedikit. Teruslah berlatih dan mencari trik agar tulisan mendapat viewers yang banyak, tentu dengan memperhitungkan judul artikel, trending topik atau update berita yang sedang ramai dibicarakan untuk mendapatkan peluang tulisan banyak dibaca pembaca.
 Totalitas menulis berarti bahwa selain mempersiapkan bahan materi yang menarik, juga selalu:
- Â teliti memperhatikan tata tulis, kesalahan-kesalahan kecil perlu diperhatikan dengan membaca kembali draft artikel atau tulisan yang sudah diketik. Pastikan sudah tidak ada kesalahan yang mengganggu pembaca untuk mengikuti alur tulisan kita.
- Pastikan sumber berita yang akan kita bahas itu benar- benar berita dari media yang terpercaya supaya apa yang kita bahas tidak jatuh dalam berita bombastis yang sumber informasinya tidak valid.
- Yakin bahwa tulisan kita sudah cukup layak untuk dibaca. Masalah respon pembaca ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi kita serahkan saja pada mekanisme publil. Suatu saat jika penulis terus belajar dan belajar, menulis dan terus menulis, membangun relasi tentu tulisan kita akan selalu ditunggu oleh pembaca.
Menulis itu Memberi Inspirasi
Setiap orang mempunyai pengalaman hidup yang berbeda, Setiap penulis bisa menuliskan pengalaman berdasarkan pengalaman pribadi, lalu ditambah dengan imajinasi penulis untuk memoles tulisan lebih menarik. Karena pengalaman tiap orang berbeda maka apapun yang dituliskan penulis tentulah mempunyai nilai kebaruan, mempunyai nilai berita dan pengalaman baru bagi orang lain. Maka setiap tulisan penulis akan selalu memberi inspirasi jika dipoles dengan gaya tutur yang memikat. Untuk mencapai gaya tutur yang memikat tentu harus selalu belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya, juga belajar dari bahasa tutur penulis yang berpengalaman atau penulis berbakat.
Meskipun penulis pemula jika ceritanya menarik tentu akan memberi inspirasi pada setiap pembaca yang mengikuti alur ceritanya, bahkan penulis terkenalpun masih perlu belajar untuk meningkatkan kemampuan diri. Maka jangan  heran, setiap tulisan pasti ada sisi positifnya. Â
Setiap penulis pasti bisa melewati masa sulit dalam membangun  relasi dengan pembacanya. Hanya dengan keyakinanlah dan pantang putus asa seorang  penulis akan berhasil membangun visi bagi dirinya sendiri dan pembacanya. Terus belajar. terus membaca, terus menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H