Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Meresapi Lukisan "Magis" Pelukis Perempuan Genevieve Couteau

5 Februari 2018   11:17 Diperbarui: 6 Februari 2018   20:47 2012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa Genevieve (dokpri )

Selalu saja ada keunikan karya dari setiap pelukis yang berpameran di Galeri Nasional Indonesia. Pelukis-pelukis yang sudah mengukir sejarah kesenian di bumi Nusantara, termasuk pelukis kelahiran Perancis yang sering melukiskan keunikan budaya Nusantara.

Genevieve Couteau (1925- 2013) adalah seorang ibu dari kolumnis Kompas Jean Couteau. Selama Hidup, Genevieve sudah melanglang ke sudut-sudut bumi ini untuk mengeksplorasi keunikan budaya di negara-negara yang ia singgahi, melukiskan patung Budha, hutan-hutan, keunikan suku-suku, candi dan terutama budaya Bali. Sketsa dan renderingnya mengenai kota kota dunia memukau mata.

Variation Of Junggle (dokpri)
Variation Of Junggle (dokpri)
Begitu detil ia membuat sketsa membuat penikmat seni seperti bisa merasakan detak jantung kota tersebut. Sketsanya mampu menampilkan rasa kota dan penikmat seni seperti bisa melihat sejarah kota-kota dunia mirip yang ditampilkan fotografi.

Sang Pelukis Penjelajah

Genevieve wanita pelukis Perancis juga melukis di atas kanvas dengan warna- warna pastel, soft namun enak dilihat. Lukisannya menampilkan gejolak perempuan dalam memandang kehidupan.

Dari persoalan cinta, seksualitas dan kontempalasi kehidupan yang mampu ia gambarkan dengan  sudut pandang Khas. Seperti menyimpan romantisme warna-warna lukisan Genevieve menyiratkan kelembutan ibu, perempuan yang gelisah. Peintre Voyageur atau pelukis penjelajah begitu sebutan Untuk Genevieve. 

Hampir semua negara pernah dijelajahi untuk mendapat roh spiritual dari lukisan-lukisannya yang sering memotret wanita, kehidupan spiritual, keaslian kultural dan menghindari tema politik. Ia memotret peristiwa tidak dengan mata biasa tetapi dengan spiritual magis. 

Kultur meditatif pendekatan keliyanan terutama budaya magis tahun 1970 an. Bali zaman itu adalah Bali yang eksotis, Bali yang menggenggam sisi kultural seutuhnya, belum terkontaminasi kehidupan modern dan pengaruh buruk budaya kapitalis dan politik "nyinyir" yang sekarang ini tanpa malu-malu diperlihatkan penikmat media sosial.

Genevieve besar bersama keluarga pedagang atau trader. Keluarganya kemudian pindah ke kota Nantes, melanjutkan sekolah dan menikah dengan Joseph Couteau (1916 -- 2004), seorang dokter hewan dari kota Lisson. Dari pasangan Genvieve dan Joseph Couteau mereka memiliki tiga anak; Edmee, Jean (terkenal dengan Udar Rasa Kompas Minggu) dan pierre ( Sumber:Kompas.com).

Menurut Jean Coeteau dalam pengantarnya yang tertulis di ruang depan Galeri Genevieve sangat mencintai dunia budaya Timur.

Lukisan sabung ayam (dokpri)
Lukisan sabung ayam (dokpri)
Sebuah lukisan menurut pelukis S Sudjojono adalah "Jiwa Kethok" (Gambaran jiwa pelukis). Getaran rasa seniman terlihat dari lukisannya. Bali yang ia gambarkan adalah Bali yang menggenggam utuh spiritual.

Bali yang eksotis dari sisi kemanusiaan. Bukan karena penonjolan seksualitasnya tapi problema jiwa dan ritual-ritual yang menyempurnakan "sisi magis" Bali yang asli. Genevieve menggambarkan hutan bukan dengan memotret keindahan rumpun pepohonannya tapi sisi spiritualitas hutan dan dilema manusia menghadapi kenyataan bahwa hutan akhirnya menjadi korban dari kebiadaban manusia modern yang mulai meninggalkan sebuah fragmen "Kebersatuan alam, manusia dan Penciptanya" .

Lukisan Bergaya" Realisme magis"

Selain sisi magis, Couteau disebut sebagai pelukis dengan aliran "realisme magis". Gambaran sabung ayam, perjudian karena pengaruh budaya dan sudut pandang perempuan menghadapi problem masyarakat, rumah tangga dan dunia Bali yang penuh ritual. 

Dan kota- kota unik Asia lainnya.Berbeda dengan Walter Spies, Le Mayeur yang juga sangat mencintai Bali dan budayanya. Ia menampilkan Bali bukan dengan sudut pandang eksotis.

Tapi, dari sudut pandang perempuan dalam memandang gejolak kultural masyarakatnya. Mungkin ada semacam kegelisahan saat lelaki asyik dan terlalu asyik dengan dunia perjudian, sabung ayam, sementara ia menggambarkan kegiatan-kegiatan perempuan dalam lingkaran budaya Bali yang kental.

Sketsa Genevieve (dokpri )
Sketsa Genevieve (dokpri )
Pameran Genevieve Couteau masih akan berlangsung sampai 14 Februari, untuk itu bagi yang senang melihat lukisan-lukisan klasik dan menyimpan jejak sejarah segera datang di Galeri Nasional Indonesia. Di Jalan Medan Merdeka Timur No 14 depan stasiun Gambir Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun