Apa yang menarik ketika membaca cerpen koran?Apakah hanya karena alur ceritanya ataukah karena bagi pecinta sastra sebuah cerpen koran tentu terjamin kualitasnya? Bagaimanapun  cerpen yang sudah  muncul di koran adalah cerpen pilihan diantara ribuan cerpen yang yang antre untuk ditayangkan. Apalagi jika bisa menembus  rubrik  cerpen di Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo dan koran media nasional lainnya.
Gambar yang memperjelas teks
Salah satu hal menarik dari rubrik cerpen adalah ilustrasinya. Kebetulan saya pernah belajar di institusi pendidikan yang fokus pada dunia seni rupa, disamping kesukaan saya pada dunia sastra tulis menulis saya juga sering membuat coret- coretan spontan yang bisa dimasukkan dalam kategori ilustrasi.Â
Anda tahu apakah  ilustrasi itu? Dalam tataran teori yang pernah saya dalami ilustrasi adalah gambar yang memperjelas suatu teks/ tulisan. Dengan ilustrasi imajinasi pembaca terbantu dengan adanya gambar yang menyertai sebuah tulisan. Kolom sastra terasa garing jika tanpa gambar. Apalagi sekarang  adalah era visual, Setiap orang perlu melihat keindahan disamping menikmati  bacaan-bacaan yang membutuhkan konsentrasi.
Koran Kompas, Media Indonesia, Tempo (Kebetulan saya selalu membeli koran tersebut setiap akhir pekan untuk menambah kualitas pengetahuan, serta belajar menyimak cerpen-cerpen serta rubrik budaya di koran-koran tersebut). Kompas sering menampilkan karya-karya lukisan dari pelukis terkenal di samping membuat khusus ilustrasi dari ilustrator koran itu sendiri.
Lalu Apakah cerpen di platform blog semacam Kompasiana juga memperhatikan ilustrasinya sebagai bagian dari kolaborasi visualisasi isi cerpen dan gambar yang menarik pembaca menyimak literaturnya?
Selama ini yang penulis lihat di blog ilustrasi belum menjadi bagian penting dari munculnya  cerpen sebagai karya sastra sekaligus karya visual imajinatif. Para penulis cerpen masih mengandalkan stock foto di google karena fokus penulisnya adalah menampilkan cerita. Maka kadang bacaan fiksi terutama sastra(cerpen, puisi, drama, prosa)lebih sedikit pembacanya daripada rubrik lainnya misalnya politik. Di kanal politik judul bisa menarik gerbong pembacanya.Untuk sastra perlu kerja keras redaksi agar karya-karya fiksi penulisnya dikunjungi dan banyak viewernya.
Sejarah Ilustrasi
Ilustrasi menurut sejarahnya muncul dari  sejak zaman purbakala ketika bahasa lisan belum muncul. Temuan gambar telapak  di gua leang-leang  Maros Sulawesi Selatan  yang dibuat sekitar zaman Paleolithichum menandai jejak kreatifitas manusia dan pengenalan bahasa visual. Gambar itu adalah sebentuk gambar jiplakan tangan manusia di dinding gua, warna-warna tersebut konon katanya terbuat dari campuran lemak babi dan  tanah liat yang menghasilkan warna merah, atau coklat atau juga merah bata.
Masih banyak jejak sejarah peradaban lain di antara temuan di Arguni, dan Sorrosa Papua, Gua Muna, (Sulawesi Selatan) dan pulau Kei terdapat gambar manusia dan perahu. Jadi Ilustrasi, gambar, dan sketsa yang memperjelas  teks sudah ada sejak zaman dahulu.Â
Di zaman perjuangan Indonesia Ilustrasi menjadi alat untuk membangkitkan semangat perjuangan, kritik sosial, dan cover-cover buku sebelum ada teknologi canggih komputer yang bisa membuat gambar dengan rekayasa mesin. Tercatat komik-komik yang menandai jejak ilustrasi Indonesia dengan tokoh-tokoh Djair, Jan Mintaraga, Henk Ngantung(mantan Gubernur  Jakarta dengan karya legendarisnya yang menjadi latar foto Soekarno  ,memanah).
 Tokoh ilustratror/kartunis  Kompas  GM Sudarto, Jitet Koestana, Tomdean, Ipong Purnama Sidhi, Jeihan Sukmantoro,Angki Purbandono, AS Kurnia,Gusmen hariadi,Hanafi, I Wayan Suja, Polenk Rediasa, Nyoman Sudjana Keyem dan sederet pelukis, seniman lain pernah terpajang karyanya sebagai bagian dari jendela cerpen Kompas Minggu.
Ilustrasi sebagai  "ruh" Cerpen
Fungsi gambar atau ilustrasi terkadang sering tidak selaras dengan jalan cerita cerpen, sebab kadang susah memadukan idealisme penulis cerpen dengan ilustrator.  Ilustrator kadang hanya melihat sekilas cerita pendek dan berusaha mengambil inti cerita dengan memvisualkan  dan memperjelas teks menurut  imajinasi ilustrator sendiri. Seharusnya ada komunikasi antara cerpenis dan illustrator sehingga terbangun jembatan ide antara penulis cerpen dan Ilustrator.Â
Penulis menilai Cerpen Kompas secara visual menarik karena banyak banyak karya seniman terpampang dan menambah daya tarik cerpen tapi masalahnya adalah kadang gambar dan cerita tidak nyambung. Untuk Koran Media Indonesia dan tempo Ilustrasi cerpen diusahakan sedekat mungkin dengan dengan alur cerita cerpen. Hanya sayangnya Ilustrasi kadang  tidak memberi greget visual, padahal secara artistik Koran Tempo boleh dikatakan berkualitas seperti terlihat dalam karya ilustratornya Imam Yunni(lihat gambar).
Bagaimanapun Ilustrasi adalah jendela atau penjelas teks maka lebih bagus jika Ilustrasi cerpen benar-benar merupakan bagian utuh dari tampilan, kualitas dan ruh dari cerpen itu sendiri. Jika antara ilustrasi dan cerpen bersenyawa maka gelegar cerpen mampu membangkitkan asa membaca sekaligus menikmati sajian visual yang menarik.