Menulis Dengan Hati Popularitas mengikuti
Menulis adalah masalah hati, Jika menulis hanya untuk mengejar popularitas maka tentu akan sakit hati dan mudah putus asa jika selama bertahun-tahun sudah berusaha keras menulis tapi tanggapan pembaca masih adem ayem saja. Menulis  dengan hati itu akan membuat tulisan yang ditayangkan di media sosial tidak berbayar ini menjadi menarik. Jika penulis menghitung berapa keuntungan dari menulis di platform blog semacam kompasiana tentu tidak ada keuntungan sama sekali. Malah setiap kali mempublish dan membaca artikel Kompasiana secara otomatis kita harus membeli modem untuk konek ke internet.Â
Dan Jika berlangsung bertahun-tahun maka berapa kerugian seorang penulis setiap kali mengeluarkan uang  untuk membeli pulsa atau paket data internet. Tapi karena menulis itu adalah sebuah kebutuhan dan sekaligus menjawab tantangan maka seberapapun uang yang dikeluarkan untuk membeli pulsa internet akan terbayar ketika kita bangga akan tulisan-tulisan yang mendapat tanggapan entah dengan ganjaran Headline(pilihan Utama), Highlight (pilihan) dan mendapat vote banyak dan komentar bejibun.Â
Jika menulis itu adalah sebuah panggilan hati maka tulisan-tulisan seorang penulis akan memiliki nyawa atau roh sehingga bisa menginspirasi penulis yang lain. Seberapapun viewer yang membaca tulisan kita jika disambut dengan perasaan riang gembira dan ikhlas tentu akan membawa keuntungan. Entah kapan saatnya, popularitas akan mengikuti dengan sendirinya. Kalaupun tidak seperti ekspektasi yang diharapkan paling tidak seorang penulis akan tercatat dalam sejarah karena telah berperan menyumbang pemikiran lewat tulisan seberapapun sederhananya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H