Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menulislah dengan Jujur

1 Februari 2016   14:33 Diperbarui: 1 Februari 2016   14:59 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Prihatin atas Maraknya Copy Paste dalam Menulis

Semoga negeri ini masih menghargai orang yang benar-benar tulus menulis dengan jujur. Bukan cara mengcopy paste karya blogger, untuk dimuat di media masa tanpa konfirmasi penulisnya. Lebih baik tulisannya berantakan tapi jujur milik sendiri daripada dengan cara menjiplak karya orang lain. Ini adalah suara lirih seorang penulis yang karya-karya tulisannya sering dipinjam untuk mengisi kolom-kolom di media massanya. 

Sekarang era modern jadi jika  karya seseorang;(misalnya saya) ternyata dimanfaatkan portal berita atau media mainstream akan mudah terlacak. Dalam direktori Google, temuan-temuan nama itu sering membantu mengidentifikasi tulisan dari blog tertentu namun dibajak untuk menambah perwajahan portal berita yang lain. Saya sudah menayangkan beberapa tulisan saya yang di"pinjam" di blog lain.

Mungkin sah sah saja di jaman orang dengan mudah membuat blog, atau bergerak dalam portal berita di internet. Saya tidak tahu bagaimana hukumnya bila orang meminjam tulisan saya. saya sih senang senang saja, karena yang pasti tulisan saya di kompasiana itu telah diapresiasi. berarti tulisan saya cukup baik untuk ditayangkan kembali di blog lain. Saya merasa bangga juga ketika tulisan sayapun menjadi referensi untuk makalah atau buku, atau bahkan disertasi dan tesis.

Tapi bagaimana jika tulisan di blog gratisan termuat di media massa komersial semacam koran harian. Padahal penulis tidak tahu bahwa tulisannya dimuat di media tersebut.Bagaimanakah kode etik lintas media, yang mengijinkan tulisan-tulisan bermigrasi dari satu blog ke blog lain, bahkan malah dicomot untuk untuk media mainstream?

Bangga Pada Tulisan Sendiri

Ada kebanggaan sebetulnya membaca di direktori google bahwa artikel- artikel yang terpublish di kompasiana ternyata bermanfaat sebagai referensi, bahkan bernilai berita tinggi. Ini akan menjadi sebuah bekal cukup untuk melangkah pasti sebagai penulis profesional, bukan hanya sebagai penulis blog. Konsistensi penulis akan diuji dari sumbangan ratusan hingga ribuan artikel yang secara tidak disadari penulis telah memberi kontibusi besar bagi jagat literasi khususnya yang berhubungan dengan media digital. Penulis menjadi yakin bahwa apa yang disumbang meskipun tidak menghasilkan keuntungan finasial, tapi membuka jalan untuk menemukan takdir sebagai penulis.

Jadi anda penulis blog jangan lagi minder hanya bisa menulis di blog, suatu saat tulisan-tulisan itu akan memberi kebanggaan karena diluar dugaan tulisan kita dimanfaatkan untuk referensi karya ilmiah bahkan ada yang melirik tulisan-tulisan kita untuk dijadikan bagian dari blog lain untuk meningkatkan rating. Selama nama penulisnya masih tercantumkan, kita masih yakin akan kejujuran peminjamnya, cuma kalau ada  deretan paragraf yang nyata-nyata copy paste, silahkan anda menata kembali nurani anda. 

Lebih baik jujur menulis daripada meminjam karya orang lain untuk diberi label pribadi. Tentu setiap penulis akan lebih bangga jika tulisannya adalah murni buah pemikiran sendiri. Lihat karya Pramoedya Ananta Tour, Suara-suara sastrawi catatan pinggirnya Gunawan Muhammad, Feature menyentuh tulisan Sindhunata, catatan-catatan Umar Kayam, Mohammad Sobari, artikel politik Budiarto Zhambazy.Penulis kolom Samuel Mulya, Putu Setia. Budayawan Radhar Panca Dahana, novelis Seno gumira Ajidarma, cerpenis Triyanto Triwikromo, AS laksana, Putu Wijaya, penulis-penulis generasi lebih muda seperti Hans Gagas, Andrea Hirata, Fira Basuki, Dewi Lestari, Agnes Jessica, Habiburrahman El Zhirazy dan masih banyak deretan penulis lain yang telah berkiprah dan jujur menulis dari proses kreatif sendiri. 

Menulis adalah sebuah penziarahan bathin, ada ungkapan yang tersembunyi di balik -kata-kata yang terangkai, ada harapan agar tidak terjadi lagi penyimpangan-penyimpangan tingkah laku serta kebingungan akan budaya yang telah membuat sebagian manusia kehilangan welas asih, kehilangan kontrol diri, masuk dalam kelamnya kehidupan.

Ada pesan-pesan yang bisa ditangkap saat tulisan dilempar ke pembaca. ada umpan balik dari pembaca dan penulis, ada dialog bathin antara pembaca dan penulisnya hingga buku-buku, artikel-, artikel dan sederetan karya tulis itu digenggam pembacanya. Pembaca akan menyediakan jiwa untuk ditelanjangi. Pembaca akan kembali ke dirinya saat ada bacaan menyentuh relung hatinya. Bukankan tulisan itu sebuah potret jiwa. Seperti lukisan itu adalah jiwa kethok(ungkapan dari pelukis S Sudjojono), tulisan adalah bahasa jiwa. 

Tidak perlu copy paste untuk membangun eksistensi, cukup  menulis jujur. setiap tulisan akan menemui pembacanya sendiri.

Salam Sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun