Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(Jokowi) Antara Jokowi dan Joko Dwi

18 Desember 2015   12:21 Diperbarui: 18 Desember 2015   14:52 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia lewat berpapasan saat kampanye Gubernur

cuma tersenyum, berjalan, tersenyum, melangkah pasti

Itu perjumpaanku dengan Jokowi

Tim suksesnya mengatakan ini Jokowi

aku balas nama saya Joko Dwi, sama-sama orang jawa dan punya nama  depan Joko

Dia terus melewati lorong jalan perumahan

sedianya aku menghindar keramaian, menembus sepi jalan

 disitu aku malah kebetulan ketemu sosok tinggi kurus

bersama istriku dan anakku yang masih kecil aku terpana

cuma itu gaya kampanye Jokowi, tanpa kata, minim pengawalan

 

Selanjutnya sejarah tertulis, sang walikota itu menjadi sorotan publik

entah sejak peristiwa itu wajahnya selalu menghiasi hidupku

pun pada istriku yang cuek terhadap masalah politik

terpukau pada senyumnya, bukan pada wajahnya yang biasa saja

sama sepertiku rakyat biasa.

Aku Joko Dwi orang urban, penghuni baru kota metropolitan

 tercengang pada gaya Jokowi yang simpel, sederhana dan aku yakin jujur ia orang yang tulus

Pantas saat Jakarta menentukan pilihannya Jokowilah yang terpilih

bukan pada petahana dengan tampilan meyakinkan, bukan pada lawan-lawannya yang telah bangkotan di dunia politik

Silahkan cibiran pencitraan tersemat pada mereka yang gagal sayang atau berusaha mencintai Jokowi

Banyak orang menilai ia bodoh, ia masih dalam dekapan Bunda sayang saat memerintah

tapi saya merasa ia orang yang tepat di jaman gila seperti ini

Ia datang mewakili rakyat yang jengah oleh tingkah wakilnya di Senayan

Ia datang saat orang mulai bingung menemukan sosok pahlawan dalam bayangan dan fantasi rakyat.

Banyak orang meremehkan, tapi dia tetap berjalan sambil menebarkan senyum aslinya,

blusukan, masuk ke kampung, gorong-gorong, muncul di kantor kelurahan secara mendadak

Pencitraannya memukau dan  lebih banyak yang suka dari pada yang benci

didaulatlah kau menjadi Gubernur Favorit yang telah setahun telah bisa mengubah kekumuhan menjadi taman cukup berarti

 mengobrak-abrik aturan birokrasi penuh muslihat, kelurahan-kelurahanpun berbenah, melepaskan diri dari gaya mafia

dalam proses pelayannya kepada rakyat.

Indonesia memanggilmu Jokowi...

Saya Joko Dwi sebetulnya masih merindukanmu menjadi gubernur, tapi takdir berkata lain

Jokowi harus memilih, akhirnya di rumah si Pitung ia berani berkata untuk menjadi calon Presiden

sejak itu serangan demi serangan kebencian terus berdatangan, tapi arus besar kekaguman ternyata jauh lebih dahsyat

jadilah Jokowi Presiden ke tujuh...Menggantikan Pak Beye yang habis masa jabatannya.

Gebrakan demi gebrakan segera datang....

meskipun belum seberapa efeknya untuk kesejahteraan, usahamu patut diapresiasi

Bukan karena aku yang Joko Dwi adalah Jokowi Lovers. aku melihat masih ada pemimpin yang bisa dibanggakan saat ini, 

ditengah  krisis kepercayaan pada wakil rakyat dan pejabat korup

Sekarang tajamkan visimu, sebagai rakyat aku mendukungmu.. teruslah berbakti...jujur...

terserah di media sosial banyak orang menganggap kamu bodoh, boneka partai atau entah apa julukan orang yang gagal move on, cincailah.

Tertawalah saat pelawak  benar memerlukan ketawa segar karena saat ini banyak orang lebih tertarik pada guyonan Sarkastik dari orang-orang DPR yang telah hilang urat malunya.

Kamu Jokowi Presiden  rakyat dan aku Jokowi Presiden dari keluargaku, marilah wujudkan keluarga sejahtera

Kau membangun Indonesia dengan revolusi metalmu, aku bekerja agar Istri dan anak-anakku sejahtera sehingga revolusi metal lahir dari keluarga kecilku.

Rawe-rawe rantas, malang-malang putung, sekali berarti sudah itu mati(Chairil Anwar)

Puisi Untukmu Jokowi.

 Salam 

Ign Joko Dwiatmoko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun