Indonesia menghadapi krisis pangan global. Pemborosan makanan di seluruh rantai pangan menjadi masalah besar. Ada dua konsep utama: food loss dan food waste. Food loss adalah makanan yang hilang kualitasnya selama produksi, distribusi, dan penyimpanan. Sementara food waste adalah makanan yang terbuang namun masih layak di konsumsi oleh manusia, seperti sisa makanan di rumah tangga, restoran atau supermarket. Pada tahun 2024, isu ini semakin mendesak mengingat dampaknya merugikan terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan.Â
Darurat makanan terbuang di Indonesia menempati posisi ke empat besar dari seluruh negara. Setiap tahunnya Indonesia membuang 23 hingga 48 juta ton sampah makanan. Indonesia mengalami food loss 40% dari total produksi pangan. Sementara food waste sekitar 300 kg per orang per tahunnya. Angka ini lebih tinggi daripada rata-rata global. Situasi ini menjadi tantangan besar sehingga memerlukan tindakan bersama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.
Dampak Food Loss dan Food Waste
Dampak Ekonomi
Food loss dan food waste memberikan kerugian yang finansial bagi perekonomian Indonesia. Mulai dari kerugian di seluruh rantai pasok. Masalah seperti infrastruktur yang buruk, teknologi pascapanen yang minim, dan distribusi yang tidak efisien memperburuk keadaan. Merugikan sumber daya yang telah digunakan dalam produksi makanan, seperti tenaga kerja, energi, air, dan bahan bakar.
Food loss di sektor pertanian Indonesia juga mempengaruhi kualitas produk pertanian yang ditujukan ke pasar internasional. Hal ini mengurangi potensi ekspor dan devisa negara serta daya saing Indonesia di pasar dunia. Sehingga berpotensi menghilangkan pendapatan yang begitu fantastis.Â
Dampak Sosial
Food loss dan food waste memperburuk ketimpangan akses pangan di tengah isu kemiskinan dan kelaparan Indonesia. Di satu sisi sebagian besar makanan terbuang sia-sia, dan di sisi lain jutaan orang di seluruh dunia menderita kelaparan dan kekurangan gizi. Ketidakseimbangan ini menjadi ironi yang mencolok dalam sistem pangan dunia.Â
Sampah makanan di tingkat rumah tangga seringkali disebabkan oleh kebiasaans konsumsi yang tidak bijaksana, seperti membeli makanan yang terlalu banyak atau penyimpanan makanan yang tidak tepat. Hal ini meningkatkan pengeluaran keluarga dan mengurangi alokasi sumber daya untuk kebutuhan lain yang lebih penting, seperti pendidikan dan kesehatan.
Dampak Lingkungan