"Mengapa tidak ada yang membantu?" tanya Lolato.
"Bagaimana mungkin kami bisa membantu. Kami tidak bisa terbang dengan cepat. Kalau kami menyelamatkan mereka, kami bisa saja ditangkapnya juga!" teriak Burung segera meninggalkan taman.
Lolato terbang dengan cepat membantu Kupopo dan Capung. Lolato berterbangan di wajah anak manusia itu. sayapnya mengepak dengan cepat. Bermanuver dengan canggih.
Kosentrasi anak manusia itu pun terganggu. Dia berusaha mengibaskan tangannya. Namun, kecepatan bermanuver Lolato begitu cepat. Bergerak tanpa ada batas. Dengan kecepatan tinggi tanpa kesalahan dan tanpa terbakar.
Sementara anak manusia itu terus berusaha menangkap Lolato. Semakin lama dia berusaha, justru semakin kesal hingga melepaskan jaring yang dipegangnya. Melihat kesempatan itu, Kupopo dan capung segera keluar dari jaring.
Setelah melihat Kupopo dan capung keluar, Lolato segera menyusul mereka. Sementara anak manusia itu terlihat begitu kesal karena tangkapannya terlepas.
"Terima kasih Lolato," kata Kupopo.
"Iya, aku berhutang nyawa padamu," tambah Capung.
"Sama-sama," kata Lolato senang.
"Padahal aku sudah menghinamu tadi. Aku menyesal. Maaf ya," kata Capung meminta maaf atas kesalahannya.
Lolato menerima permintaan maaf Capung. Ia juga menyadari kalau meskipun ia kotor, tetapi ia juga hebat dalam bermanuver. Dengan kelebihan itu ia bisa menyelamatkan Kupopo dan Capung. Sementara Kupopo dan Capung senang bisa selamat dari perburuan. Mereka pun menerima Lolato dengan ramah.