"Hahaha... kau bercanda?" ejek Capung sembari tertawa.
Mendengar tawa mengejek dari Capung, Lolato kembali terdiam. Sudah diduga, siapapun pasti akan tertawa jika Lolato datang ke pesta itu.
"Lolato, kau harus tahu diri," kata Capung, "Kau itu jelek. Kau hinggap di kotoran-kotoran. Bagaimana mungkin kamu akan menghadiri pesta Kupopo?" ejek Capung.
Lolato terdiam. Dia menunduk. Benar alasan Capung. Ia tidak bisa dibandingkan dengan Kupopo yang bersayap indah. Sementara Lolato begitu kecil dan kotor.
Capung pun berlalu. Suara pesta yang meriah terdengar. Sementara Lolato masih terdiam menatap kepergian Capung. Padahal ia ingin sekali pergi bersama Capung. Tetapi mengingat dirinya tidak layak hadir di pesta itu, akhirnya Lolato pasrah. Jika ia datang ke pesta itu, pasti yang lain akan menertawakannya.
Teman-teman pasti akan mengatai Lolato sebagai binatang kotor karena sering hinggap di kotoran. Lolato sama sekali tak punya kelebihan. Selain kotor, ia juga tidak menawan seperti Kupopo.
Akhirnya Lolato terbang meninggalkan undangannya. Ia mencoba berbahagia dengan melakukan aktivitasnya seperti biasa, mengelilingi hutan.
Tak berapa lama, Lolato melihat ada sesuatu yang aneh. Pesta Kupopo yang meriah sepertinya terhenti. Suaranya tidak terdengar lagi. Ada sesuatu yang terjadi, pikir Lolato.
Dengan berhati-hati, Lolato memutuskan pergi menengok taman tempat mereka mengadakan pesta. Saat tiba di sana, Lolato melihat kejadian yang aneh. Seorang anak manusia berlari ke sana kemari dengan benda aneh yang mirip jaring laba-laba yang cukup besar dan dalam. Juga terlihat lebih kuat. Ada beberapa kupu-kupu dan capung yang tertangkap dalam jaring. Mereka tidak bisa melepaskan diri.
"Ada apa ini?" tanya Lolato.
"Ada anak manusia menganggu pesta," jelas Burung. "Kupopo dan Capung sudah tertangkap."