Sudah berapa lama bertahan?
Pada perasaan tidak nyaman karena selalu mengorbankan diri sendiri. Padahal, bukankah kita punya hak bahagia? Terlepas bagaimana kita memperlakukan orang yang kita sayangi?
Bagaimana mungkin orang lain bahagia kalau kita tidak bahagia. Bahagia itu laksanakan virus, yang menyebar.
Sudah berapa lama bertahan?
Pada hati yang tak tulus hanya karena kita takut kehilangan?
Bukankah sejatinya di hidup kita tak hanya dia seorang?
Kita layak dicintai karena dibersamakan dengan orang-orang yang menyayangi
Bukan dengan yang datang tanpa permisi lalu berani menyakiti
Sudah berapa lama bertahan?
Pada keadaan yang dibuat pikiran karena kita tak cukup berani mengambil keputusan?
Selalu "demi" yang dikedepankan
Meski kita tahu bahwa kita selalu punya pilihan
Sudah berapa lama bertahan?
Cukup di sini, sebab kita semua berhak bahagia dengan cara yang kita pilih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H