Mohon tunggu...
Dwi Astuti
Dwi Astuti Mohon Tunggu... Guru - Guru, Dosen, dan Penulis

Dwi Astuti memiliki nama pena Atsuka D. Menulis diberbagai platform digital. Jika berkenan, mampir ya. Terima kasih sudah mendukung.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Spoiler Drama Korea Poong the Joseon Psychiatrist Episode 8

12 September 2022   08:16 Diperbarui: 12 September 2022   08:35 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada episode delapan ini, di awali dengan Shin Woo yang menyadari tentang pisau perak yang berubah warna. Pisau itu ternyata adalah bagian dari jarum perak pemberian raja kepada Tabib Yoo. Saat mengecek pada kotak jarum yang di pegang oleh Eun Woo, ia menyadari bahwa satu pisau hilang.

Inspektur Im rupanya masih memiliki ambisi ingin menguasai klinik. Kali ini dia merayu Tabib Yoo agar berkerja sama dengannya. Namun Tabib Yoo tetap menolak.

Episode delapan semakin seru dengan munculnya wabah. Wabah ini menyebar dengan begitu cepat. Gejala yang ditimbulkan wabah menyerupai cacar yaitu muncul ruam di kulit. Tabib Yoo mengira bahwa itu adalah wabah cacar. Semua orang berkumpul di klinik dan berharap dapat disembuhkan.

Klinik menjadi kian padat dan ramai. Tabib Gye dan Tabib Yoo berusaha keras mengobati pasien. Sementara Eun Woo memberi tahu kepada ayahnya dan Shin Woo. Namun mereka belum mendengar tentang penyebaran wabah di wilayah lain. Mereka akhirnya memutuskan memblokir desa agar wabah tidak menyebar ke tempat lain.

Saat itu Inspektur Im mendengar pembicaraan Eun Woo dan ayahnya mengenai wabah. Dia pun pergi ke toko obat dan membeli semua obat-obatan yang ada. Inspektur Im ingin menjual kembali obat itu dengan harga yang jauh lebih tinggi. Sehingga dia bisa mendapat keuntungan berkali lipat.

Karena inspektur Im tidak mau memberikan obat-obatan itu kepada Tabib Gye, akhirnya Tabib Gye memutuskan merampok gudang inspektur Im.

Dengan sebuah rencana matang, akhirnya mereka berhasil mengosongkan gudang Inspketur Im. Setelah berhasil, mereka tidak hanya mendapat obat penurun demam, mereka juga menemukan herba-herba langka, seperti Hangsacho.

Saat menggunakan hangsacho sebagai obat wabah, Tabib Gye menyadari bahwa yang terjadi bukan wabah cacar, melainkan sesuatu yang lain. Namun ketika itu Tabib Gye belum cukup yakin. Setelah itu, demi tidak menyebarkan wabah ke banyak orang, akhirnya diputuskan bahwa orang-orang yang terkena wabah harus dikarantina di pondok yang berada di hutan.

Tabib Yoo dan Eun Woo tidak setuju hal itu. Namun Tabib Gye setuju demi mengurangi risiko. Terlebih ketika ada korban meninggal dari wabah itu. Akhirnya orang-orang di klinik, dipindah ke pondok di hutan.

Tabib Gye pun menyadari bahwa hal itu bukan tentang wabah cacar, melainkan tentang herba beracun yang langka yaitu Dansacho. Dia pun mengingat kembali saat gurunya mati di tangan penasihat negara. Saat itu, sang guru memiliki gejala sama, yaitu muncul ruam berwarna ungu. 

Tabib Gye menutupi hal tersebut dari semua orang agar penasihat negara kedua tidak mengetahui hal sesungguhnya. Jika dia mengetahui bahwa yang terjadi bukan karena wabah melainkan Dansacho, maka Desa Sorak akan dimusnahkan.

Tabib Yoo memutuskan pergi ke pondok demi menyembuhkan pasiennya. Dia tidak ingin mengabaikan pasien dalam kondisi apapun. Laporan mengenai wabah pun sampai di kepala tabib istana dan menyadari kesalahan dalam wabah itu karena menyebutkan ruam ungu. Penasihat negara memutuskan agar memusnahkan Dansacho dan bibitnya.

Sementara itu Eun Woo berusaha menyelidiki kasus di balik wabah itu. Dia pergi ke desa awal muncul wabah dan menemukan seorang anak lelaki. Tak hanya itu, dia juga menemukan bunga yang merupakan dansacho. Saat dia kembali, dia memiliki gejala sama yaitu muncul ruam. Tabib Gye segera meminta Eun Woo meminum pil.

Pada saat Tabib Yoo sedang merebus obat, seorang pasien mati di hadapan banyak orang. Hal itu menyebabkan kehebohan. Saat itu, Tabib Yoo juga menyadari sesuatu yang aneh. Dia melihat kemiripan ruam ungu antara yang dialami orang-orang dengan mendiang raja. Dia pun mengatakan pada Tabib Gye bahwa wabah mungkin saja disebabkan oleh Dansacho. Dan obat yang bisa menyembuhkan Dansacho adalah Samaecho. Namun tanaman itu tidak mudah didapatkan.

Akhirnya Tabib Yoo pergi mencari Samaecho sesuai peta yang terdapat dalam buku rahasia yang dia baca. Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya Tabib Yoo berhasil menemukan Samaecho. Di lain sisi, Shin Woo mendapat perintah dari ayah angkatnya bahwa dia harus membakar pondok bersama dengan Tabib Yoo. 

Saat akan memusnahkan pondok, ternyata Eun Woo datang dan berada di pondok tersebut. Shin Woo tidak mungkin membakar Eun Woo dan membiarkannya mati.

Tabib Yoo berhasil membawa tanaman herba itu ke pondok. Namun baik Tabib Gye maupun Tabib Yoo tidak mengetahui seberapa banyak takaran Samaecho yang perlu digunakan untuk menyembuhkan pasien. Dengan mengambil risiko nyawanya sendiri, Tabib Yoo memakan Dansacho dan mengalami koma. Beruntung Tabib Gye bertindak cepat.

Tabib Yoo dan seluruh orang yang terjangkit wabah pun selamat, termasuk Eun Woo dan Shin Woo. Saat di pondok, Shin Woo melihat kebaikan Tabib Yoo. Dan sesuai permintaan Tabib Yoo, Shin Woo menulis laporan bahwa yang terjadi di desa Sorak bukan wabah melainkan hanya penyakit yang tidak menular. Namun, penasihat negara tidak percaya begitu saja pada laporan itu.

Bagaimana nasib Tabib Yoo selanjutnya? Akankah Shin Woo benar-benar akan membunuh Tabib Yoo demi menyakinkan penasihat negara tentang kesetiaannya? Simak di spoiler episode berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun